Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Herlan JS, Bus Bandros dibutuhkan untuk mengakomodir wisatawan yang datang ke Bandung.
"Mulai Februari kita siap mengoperasikan 7 unit Bus Bandros. Sekarang kan baru satu yang beroperasi (warna merah)," ujar Herlan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (11/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, satu Bus Bandros bisa lewat sekitar 10-15 menit sekali," kata Herlan.
Rencananya, tahun ini pihaknya akan memaparkan kebutuhan Bus Bandros kepada para pengusaha. Harapannya, akan banyak pengusaha yang berpartisipasi untuk menyediakan bandros sebagai CSR.
"Kalau hasil CSR masih belum memenuhi kebutuhan, nanti penyediaan bandros akan dipenuhi oleh APBD," terang Herlan.
Namun begitu, meski nantinya penyediaan Bus Bandros didanai oleh APBD, namun pengelolaannya akan dilakukan oleh pihak ketiga.
Dengan biaya operasional yang dikelola oleh pihak ketiga, maka para wisatawan tidak perlu mengeluarkan uang untuk naik Bus Bandros.
"Jadi, yang ingin naik bandros, tinggal menunjukan struk belanjaan. Jadi naiknya bisa gratis," terangnya.
Guna memaksimal penggunaan Bus Bandros untuk mengurangi kemacetan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan perhotelan.
"Jadi nanti wisatawan kalau mau keliling Bandung tidak usah pakai mobil pribadi. Tapi pakai Bus Bandros," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu, 28 Oktober 2015, seorang penumpang Bus Bandros terjatuh karena tersangkut kabel yang melintang di Jalan Wastukancana. Ia meninggal setelah dirawat di RS Borromeus. Buntut dari insiden itu, Pemkot Bandung menghentikan dua Bus Bandros yang berwarna kuning dan biru karena ternyata kedua bus itu belum berizin. Sehingga beberapa bulan terakhir, hanya satu bus Bandros berwarna merah yang beroperasi. (avn/ern)











































