Hal itu dikemukakan Yanto, Ketua RT 5 RW 03 Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cicendo saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/1/2016). "Saya enggak bisa membayangkan macetnya seperti apa," ujarnya.
Menurut Yanto, jangankan untuk jalur alternatif. Jika ada yang meninggal dan akan dimakamkan di Pemakaman Pandu, maka terjadi kemacetan di sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini pemakaman Pandu memang dibuka untuk jalan umum. Namun khusus untuk roda dua karena jalanan sempit. Jika pagi dan sore hari. Banyak motor yang melintas.
"Kalau pagi sama sore ini ini padat. Apalagi nanti ada mobil," ujar Yanto.
Baca juga: Dibuat Jalan, 600 Makam di Kota Bandung akan Dipindahkan
Sementara itu, Tono (46) salah satu warga yang menjaga makam di sekitar juga mengaku tak setuju. Jika dipindahkan, maka matapencaharian mereka pun hilang.
"Atuh nanti penghasilan saya dari mana. Saya sudah lebih dari 20 tahun menjadi penjaga makam," ujar Tono yang akan kehilangan 5 makam jika tergusur oleh proyek jalan.
Menurut Tono, ada ratusan penjaga makam yang ada di Pemakaman Kristen Pandu. Mewakili rekan-rekannya, Tono mengaku menyayangkan keputusan pemerintah tersebut.
"Biasanya kita ini punya penghasilan tahunan, bulanan, juga kalau ada ahli waris yang datang dikasih juga. Kalau dipindahkan, penghasilan kami berkurang," ucapnya.
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung akan membuat jalan terusan dari Pandawa-Pandu-ke Pasteur. Karena melintasi Pemakaman Pandu, Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung akan menggusur 600 makam untuk pembangunan jalan tersebut.
Makam-makam tersebut rencananya akan dipindahkan ke Pemakaman Cikadut.
(avn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini