Nonce, begitu dara berusia 17 tahun ini biasa disapa, berkesempatan melanjutkan studinya ke jenjang setingat sekolah menengah atas. Dia bersama 95 anak asli Papua disiapkan menempati SMA dan SMK yang tersebar di sejumlah daerah Jawa Barat.
"Saya bangga dan senang," ucap anak semata wayang pasangan Natir dan Manutina usai menghadiri acara serah terima siswa-siswi ADEM 2015 di Hotel Travello, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Jumat (14/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nonce menyampaikan terima kasih kepada pemerintahan Presiden Jokowi yang menggulirkan program Adem. Warga Kabupaten Bouvendigoel, Papua, itu berkisah semasa SMP harus berjalan kaki dari rumahnya selama setengah jam untuk pergi sekolah.
"Pulangnya juga jalan kaki. Tiap hari begitu," ujar Nonce yang bapaknya berprofesi sebagai guru SD kampung halamannya.
Sambil menerawang, dia mengharapkan segudang ilmu yang diraihnya ke depan bisa menjadi bekal penting bagi tanah kelahirannya. "Cita-cita saya ingin kadi dokter. Daerah saya itu terpencil. Semoga saya bisa membangun daerah sendiri," tutur Nonce.
Ungkapan optimistis dilontarkan juga oleh Hendrik Rayar. Bocah lelaki berusia 17 tahun ini siap mengukir prestasi saat menempuh studi di Jawa Barat. Dia ingin membuktikan anak-anak Papua bisa bersaing dengan putra putri dari provinsi lain.
"Saya sangat senang bisa melanjutkan sekolah," kata warga Kabupaten Biak, Papua, ini dengan wajah bahagia.
Selepas tiga tahun mendatang merasakan bangku SMA, Hendrik berkeinginan melanjutkan pendidikan tinggi. Anak pertama dari lima bersaudara itu memiliki cita-cita menjabat kepala daerah.
"Saya ingin jadi bupati. Ya, saya ingin membangung daerah Biak makin baik lagi," kata lulusan SMP YPK Biak itu.
Sebanyak 96 anak Papua itu melanjutkan pendidikan setingkat SMA selama 3 tahun. Selama menempuh pendidikan program ADEM, biaya hidup mereka ditanggung negara. Mereka nanti tinggal di asrama, serta menghuni rumah bersama keluarga yang ditunjuk pihak sekolah yang ditempati anak Papua.
ADEM ialah program nasional dalam percepatan pembangunan Papua. Program tersebut merupakan kerjasama Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Mendikdasmen) dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
(bbn/ern)











































