Siang itu, sebelum azan Zuhur berkumandang, terdengar suara guru perempuan di salah satu ruang kelas. Sebanyak 12 anak pria berseragam SMP bermimik serius menyimak pelajaran Biologi.
"Di dalam mulut ada apa?" tanya guru berjilbab itu di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kota Bandung, Jalan Pacuan Kuda, Rabu (5/8/2015).
"Ada gigi dan lidah," jawab serentak siswa di ruang Kelas 8 yang suasananya nampak bersih dan nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia sejak dua bulan lalu gabung LPKA Bandung. "Sebelumnya, saya satu tahun di penjara Tasikmalaya (Jabar)," ujar anak berusia 18 tahun yang terjerat kasus perlindungan anak ini.
Sewaktu berbincang santai, dia mencoba menutup sepasang lengannya yang penuh tato. Anak ini mengisyaratkan malu sembari melempar senyum.
"Kalau saya sih suka pelajaran IPA. Pokoknya, bener-benar senang bisa belajar bareng teman sebaya," ucapnya sambil bergegas masuk ruang kelas.
Kursi empuk yang menyatu dengan meja kecil di ruang kelas itu berjejer rapi. Seragam baru membalut tubuh para siswa. Wajah mereka memancarkan keceriaan. (bbn/ern)