PSK 'Cabe-cabean' Saritem: Restu Ortu dan Penghasilan Puluhan Juta Rupiah

PSK 'Cabe-cabean' Saritem: Restu Ortu dan Penghasilan Puluhan Juta Rupiah

Erna Mardiana - detikNews
Jumat, 22 Mei 2015 10:02 WIB
PSK Cabe-cabean Saritem: Restu Ortu dan Penghasilan Puluhan Juta Rupiah
Bandung - Polrestabes Bandung mengamankan 169 Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokalisasi Saritem Bandung, Rabu malam (20/5/2015). Sebanyak 28 mucikari yang hampir semuanya laki-laki itu ditetapkan sebagai tersangka.

Usia ratusan PSK itu rata-rata berkisar 20-30 tahun. Namun ada juga yang masih di bawah umur. Jumlah PSK 'cabe-cabean' ini ada enam orang. Mereka rata-rata putus sekolah.

Pengakuan mencengangkan ke luar dari mulut PSK yang masih berusia 17 tahun. Tanpa malu-malu gadis asal Bandung ini blak-blakan soal awal ia terjun ke dunia hitam. Ia sudah 4 bulan menjadi tempat pelampiasan nafsu laki-laki hidung belang.




1. Datang Sendiri Cari Mamih atas Restu Orangtua

Gadis berambut pendek dengan dandan menor ini mengaku datang sendiri ke kawasan Saritem empat bulan lalu. Ia lalu bergabung dengan seorang mucikari yang ia panggil mamih.

Dia menempati salah satu rumah bordil plus kamar mesum bersama sejumlah PSK lainnya. Dia mengaku mendapat restu dari orang tuanya. "Orang tua saya tahu dan mengizinkan kerja begini. Saya datang sendiri ke Saritem, sengaja mencari mamih (mucikari)," ucapnya.

2. Layani Mahasiswa hingga WNA

Selama empat bulan terjun dalam praktik prostitusi, gadis ini mengaku pernah menemani sejumlah tamu dari berbagai kalangan dan usia. "Ada mahasiswa dan pegawai swasta. Ada juga kakek-kakek. Hehehehe," ujarnya terkekeh.

Dia mengaku pernah menemani tidur sejumlah pria warga negara asing (WNA) yang pelesir ke Saritem. "Sama orang Jepang dan Korea juga pernah," kata perempuan kuning langsat ini.

3. Penghasilan per Bulan Rp 25 juta

Dalam satu malam, ia mengaku bisa melayani hingga delapan laki-laki hidung belang. Tarifnya Rp 300 ribu untuk satu kali kencan. Jumlah nominal tersebut dibagi dua dengan mucikari. Namun ia juga kerap menerima tip dari tamunya.

Ia mengaku penghasilannya per bulan mencapai Rp 25 juta. Angka ini sangat jauh sekali dibandingkan penghasilan ia sebelumnya. Gadis ini mengaku pernah bekerja di pabrik celana. Gajinya per bulan hanya Rp 300 ribu.

Meski kena razia, ia mengaku tak akan meninggalkan dunia kelamnya ini. "(Tapi) tentu, saya enggak bakalan kerja begini terus," katanya.
Halaman 2 dari 4
(Erna Mardiana/Erna Mardiana)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads