"Orang tua saya tahu dan mengizinkan kerja begini. Saya datang sendiri ke Saritem, sengaja mencari mamih (mucikari)," ucapnya saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kamis (21/5/2015).
Mojang asal Bandung ini satu dari lima PSK berusia di bawah umur yang terjaring razia polisi di kawasan Saritem. Totalnya ada 169 PSK yang diangkut ke Mapolrestabes Bandung.
"Dulu saya kerja di pabrik celana. Kalau di Saritem baru empat bulan," ujarnya yang putus sekolah sewaktu kelas dua SMP.
Dia mengungkapkan alasan klasik sewaktu ditanya kenapa terlibat praktik asusila. "Mau gimana lagi, saya dan orang tua kekurangan uang. Dulu kalau kerja di pabrik dapat 300 ribu rupiah itu per bulan. Sekarang mah 300 ribu rupiah bisa sehari dari duit tip," tuturnya.
Dia mengklami dalam sehari sanggup menemani kencan lima hingga delapan pria hidung belang. Satu kali transaksi ditarif Rp 300 ribu.
Sejauh ini, dia mengaku belum memikirkan untuk meninggalkan kawasan Saritem. Namun ia berniat di masa mendatang membuang jauh-jauh masa kelam. "Tentu saya enggak bakalan kerja begini terus," katanya.
Polrestabes Bandung menggerebek lokalisasi Saritem semalam. Sebanyak 169 PSK diamankan. Mereka beroperasi di 400 rumah bordil di kawasan itu. Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol menegaskan polisi akan membersihkan kawasan Saritem dari praktik prostitusi.
(Baban Gandapurnama/Erna Mardiana)











































