"Sampai hari ini kita belum melihat adanya mafia beras," ucap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung Eli Wasliah di Balaikota Bandung, Jalan Wastukancan, Selasa (24/2/2015).
Eli menyebut penyebab kenaikan harga beras di Kota Bandung yang terjadi sepekan terakhir ini lantaran keterlambatan musim panen di daerah-daerah produsen. "Produsen itu dari wilayah Pantura seperti Subang, Indramayu, Cirebon dan Karawang," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Stok beras Bulog untuk Bandung sangat aman hingga tiga atau empat bulan ke depan," tutur Eli.
Rata-rata jenis beras mengalami kenaikan 20 persen. Beras jenis medium yang semula Rp 9-10 ribu perkilogram, harganya naik menjadi Rp 11-12 ribu perkilogram. Untuk beras premium awalnya dilego pedagang Rp 11-12 ribu perkilogram, kini menembus Rp 13-14 ribu perkilogram.
Pemkot Bandung rencananya menggelar operasi pasar selama sepuluh hari berturut-turut mulai Rabu (25/2). Pemerintah akan menjual beras jenis medium seharga Rp 7.400 perkilogram.
Istilah mafia beras kini kembali muncul setelah Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengungkapkan ada praktik oplosan beras, yaitu beras hasil operasi pasar (OP) Perum Bulog di sebuah gudang di Cakung Jakarta Timur 18 Januari 2015 lalu.
(bbn/ern)