Informasi yang dihimpun, balita tersebut selamat dari timbunan tembok dinding kamarnya karena potongan dinding paling besar terhalang dipan tempat tidur dan bantal yang menutupi seluruh tubuhnya. Saat kejadian, Ramdan tak sendiri ia ditemani lima kakaknya dan posisinya berada di paling ujung dipan mepet ke tembok.
"Suaranya kayak ledakan, tahu-tahu tanah bercampur debu tembok sudah menutupi tubuh. Mungkin karena kerasnya ambrolan tanah dari luar melontarkan tembok hingga melewati tempat tidur, saya langsung teringat anak saya yang paling bungsu karena berada di paling ujung. Setelah saya lihat dia baik baik saja bahkan sempat terbangun dan menangis potongan dinding tembok bawah menggantung terhalang dipan kasur nyaris mengenai tubuhnya," cerita Didin (50), ayah Ridwan kepada wartawan dikediamannya sekira pukul 13.05 WIB, Kamis (5/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini evakuasi pembersihan material tanah dan tembok rumah masih dilakukan warga dibantu petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Cibadak.
"Akibat hujan menggerus tebing di samping rumah Pak dindin, lebar longsoran kurang lebih 8 meter dengan tinggi tebing 4 meter. Kami akan segera memasang bronjong kawat sebagai penahan tebing untuk mencegah longsor susulan," ujar Daming, Ketua Tim BPBD Kecamatan Cibadak.
Saat ini Dindin dan anak-anaknya diungsikan ke rumah kerabat terdekatnya. Karena hujan masih mengguyur wilayah tersebut dikhawatirkan memicu longsor susulan.
(ern/ern)