"Saya berharap Pindad bisa melakukan penghematan dalam produksi senjata. Amunisi kita bisa digunakan dengan mudah dengan sistem reload, bisa dirakit kembali dengan mudah. Memang mungkin itu lebih rumit dan berbahaya. Tapi bagi kelompok tertentu, mudah menjadikan selongsong untuk amunisi," ujar Doni saat mengunjungi Kantor PT Pindad di Jalan Gatot Subroto, Kamis (29/1/2015).
Menurut Doni, Pindad harusnya bisa melakukan sebuah batasan untuk peluru. Dengan cara selongsong yang keluar, harus dikembalikan kembali ke Pindad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi masukan Danjen Kopassus tersebut, Dirut PT Pindad Sylmi Karim mengatakan bahwa dibutuhkan persiapan untuk bisa menerapkan sistem seperti itu.
"Pak Doni ini melihat pengalaman yang ada di Korea sepertinya. 100 persen selongsong hasil latihan harus kembali lagi ke pabrik," katanya.
"Kalau tidak, latihan tidak akan selesai sampai selongsong ketemu," Doni menyela Sylmi sambil tertawa.
"Ini memang hal baik, semangat yang bagus, tapi butuh kesiapan, komitmen dan logistik. Untuk mengarah pada hal baik perlu perjuangan." kata Sylmi.
(tya/ern)