"Kerja sama ini khususnya tentang penjajakan kemungkinan kalau ITB memproduksi basket dan test kit narkotik. Itu kan masih bisa," ucap Kepala BNN Anang Iskandar usai memberikan kuliah umum dan penandatanganan nota kesepahaman BNN dan ITB di Aula Timur ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Rabu (28/1/2015).
Anang berharap sekali kehadiran produk lokal berupa alat uji pendeteksi psikotropika. Apalagi jika harga produk test kit itu harganya bisa terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sewaktu kuliah umum di hadapan ratusan mahassiswa ITB, Anang membahas antara lain soal bahaya narkoba dan rehabilitas bagi pengguna narkoba.
"Terpenting dalam kerja sama ini ialah membentengi keluarga ITB dari penyalahgunaan narkoba. Menjauhi narkoba, kalau terlanjur memakai narkoba segeralah berhenti. Pengguna jangan dianggap aib atau kriminal, pengguna itu orang sakit yang perlu kita tolong," tutur Anang.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi menyebutkan MoU tersebut bertujuan mensinergikan perguruan tinggi dan BNN dalam upaya membantu pemerintah menyukseskan program-program BNN.
"Di ITB ada fakultas sekolah farmasi yang bergerak di bidang penelitian obat-obatan. Kita bisa mengembangkan teknologi untuk mendeteksi dan menanggulangi narkotik," kata Kadarsah.
Sejumlah poin kerja sama BNN dan ITB di antaranya pelaksanaan pemeriksaan test atau uji narkoba, penelitian dan pengembangan dalam rangka pengembangan teknologi laboratorium narkoba, serta pemanfaatan laboratorium untuk pengujian sampling tertentu dan riset bersama.
Dekan Sekolah Farmasi ITB Daryono Hadi Tjahjono mengatakan pihaknya siap membantu kinerja BNN. "Pembuat senyawa baru narkoba itu tentunya memiliki pengetahuan dan keahlian luar biasa. Oleh karenanya, kita yang memeriksa senyawa baru itu harus memiliki keahlian luar biasa juga agar sesulitan apapun harus bisa terdeteksi," tuturnya.
"Hal harus diperhatikan, kalau waktu paruhnya pendek (reaksi senyawa narkoba), sekarang pakai pagi, sorenya tak terdeteksi. Nah kita perlu jeli," ucap Daryono menambahkan.
Dia menambahkan, alat pendeteksi narkotik yang mumpuni sangat dibutuhkan mengingat jenis-jenis barang haram terus berkembang. "Maka itu perlu alat canggih yang bisa mendeteksi sesedikit apapun yang ada di urine dan mulut," ujar Daryono.
(bbn/ern)