Sambil berjongkok, Gugun Sutedjo (53) terlihat tekun memisah-misahkan tumpukan rambut dalam sebuah tong. Yang menurutnya bisa digunakan, ia pisahkan ke dalam karung yang telah dipersiapkan.
Gugun merupakan seorang pengumpul potongan rambut. Sehari-hari ia berkeliling ke salon-salon untuk membeli rambut hasil potongan para tamu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rambut-rambut yang ia kumpulkan tersebut kemudian akan disetorkan pada pabrik rambut palsu atau wig di kampung halamannya di Purbalingga.
Di sana, satu kilogram rambut dihargai sampai Rp 700 ribu. Apalagi jika panjang rambut di atas 50 cm, bisa dihargai jutaan rupiah.
"Yang panjangnya 70 cm bisa sampai Rp 2 juta satu kilogram," katanya.
Dalam sepekan, Gugun bisa pulang dua kali ke kampungnya untuk menyetor rambut.
"Setiap pulang bisa bawa minimal 1 kilogram lah," tutur Gugun yang memiliki bisnis ayam goreng di kampungnya itu.
Ia baru 4 bulan bekerja mengumpulkan rambut, sebelumnya ia berprofesi sebagai tukang bakso.
Rambut-rambut yang dikumpulkan Gugun itu biasa dibuat sanggul, wig atau jenggot palsu.
Kakak beradik di Bandung mengalami kejadian tak mengenakan saat naik Angkot Jurusan Sadangserang-Stasiun Hall. Rambut Selly (17) tiba-tiba terpotong pada 9 November lalu dan adiknya Kiki (14) pada 10 Desember kemarin.
Keduanya tidak menyadari saat rambut mereka dipotong. Pelakunya diidentifikasi orang yang sama. Seorang pemuda mengenakan pakaian rapi. Membawa tas ransel, menggunakan polo shirt, celana jeans dan sepatu kets.
Si pemuda itu membuat Selly dan Kiki tak nyaman. Ia tersenyum genit dan merapatkan duduknya. Akhirnya Selly maupun Kiki duduk menyerong dan membelakangi si pemuda itu. Kuat dugaan saat itulah rambut Selly dan Kiki yang panjangnya hampir sepinggang itu dipotong.
(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini