Cerita Perjalanan Operasi Transplantasi Ginjal Kakak Adik Ini di RSHS

Cerita Perjalanan Operasi Transplantasi Ginjal Kakak Adik Ini di RSHS

- detikNews
Jumat, 28 Nov 2014 13:56 WIB
Dewi (bawah kanan), Neneng (bawah kiri), Dirut RSHS (kerudung krem)
Bandung - Dewi Nenengsolehah (32) kini serasa hidup kembali setelah operasi transplantasi ginjal berhasil dilaksanakan oleh tim RS Hasan Sadikin pada Sabtu (15/11/2014) lalu. Atas bantuan donor ginjal kakak kandungnya sendiri, Neneng Nusaaadah (45), kini Dewi tak lagi disusahkan dengan urusan cuci darah sepanjang hidupnya.

Ketua tim penangangan transplantasi ginjal, dr Rubin Gondodiputro menuturkan, Dewi sebelumnya harus cuci darah 2-3 kali per minggu. Di mana durasi untuk cuci darah memakan 4-5 jam.

"Cuci darah bukanlah proses yang menyenangkan. Selama seminggu, penderita gagal ginjal harus kehilangan 3 hari untuk cuci darah yang begitu memakan waktu," ujar Rubin dalam jumpa pers di ruang pertemuan Paviliun Parahyangan RSHS, Jalan dr Eyckman, Jumat (28/11/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kualitas hidup Dewi yang berprofesi sebagai dokter itu pun terganggu. Hingga akhirnya kakak kandung Dewi, Neneng menyatakan kesiapan untuk menjadi donor ginjal untuk adik bungsunya itu.

"Sebuah tugas yang mulia untuk Ibu Neneng yang berani menjadi donor darah supaya adiknya punya hidup baru yang lebih berkualitas," katanya.

Persiapan pun dilakukan, mulai dari mempersiapkan kondisi Neneng sebagai pendonor dan juga Dewi. Sebanyak 60 orang dokter dan perawat yang terlibat mempersiapkan dan melakukan transplantasi ginjal ini.

"Mulai dari dokter penyakit dalam, urologi, bedah, anastesi dan lainnya," sebut Rubin.

Hingga akhirnya pada 15 November operasi itu dilaksanakan. Dua ruang operasi dan dua tim disiapkan untuk tindakan pengambilan ginjal dari tubuh Neneng kemudian pemindahan dan pemasangan ginjal baru untuk Dewi.

Pasca operasi, Dewi ditempatkan di ruang perawatan khusus dimana keluarga tidak diperbolehkan masuk selama 2 pekan. "Dewi dikarantina selama 2 minggu. Bahkan bertemu dengan suami, ibu dan kakak yang memberikan ginjalnya pun belum boleh," terangnya.

Hal itu dikarenakan sistem imun tubuh Dewi sedang turun supaya tubuhnya bisa menerima ginjal baru dalam tubuhnya. Pada masa itu, Dewi rentang terhadap penyakit.

"Ada yang sakit batuk saja bisa jadi radang paru-paru," jelasnya.

Setelah diizinkan pulang dalam waktu dekat Rubin menyatakan Dewi tak boleh berkegiatan selama 3-4 bulan. Termasuk bertemu dengan banyak orang yang akan berpotensi menularkan penyakit atau infeksi.

"Setelah pulang, jangan terlalu happy ingin ketemu ini itu. Karena ini adalah masa paling kritis. Keluarga diminta untuk menahan diri jangan terlalu bahagia," tutur Rubin.

Setelah operasi ini, Dewi tak perlu lagi cuci darah namun ia tetap harus mengkonsumsi sejumlah obat setiap hari selama hidupnya untuk menjaga fungsi ginjal baru ditubuhnya. Sementara Neneng, dapat hidup normal seperti biasanya.

(tya/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads