Upaya penyelidikan polisi belum membuahkan hasil. Hingga kini gerombolan bermotor yang merusak dua pos satpam di Gedung Sate masih berkeliaran bebas. Identitas para pelaku yang terekam kamera CCTV saat aksi anarkis itu menyisakan teka teki.
"Titik terang belum ada," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (25/11/2014).
Meski begitu, Yoyol berjanji mengusut tuntas kasus tersebut. Sejauh ini, sambung dia, sebanyak 15 saksi sudah didengar keterangan guna menyelidiki ciri-ciri pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal pemicu terjadinya perusakan pos jaga di Gedung Sate, Yoyol menyebut gara-gara salah paham antara pelaku dan sekuriti yang bertugas di Gedung Sate atau tempat kantor Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M. Ngajib menjelaskan sebelum perusakan dua pos satpam terjadi, sekelompok orang bermotor melintasi Jalan Cimandiri, belakang Gedung Sate. Pemotor itu berseteru dengan sekuriti Gedung Sate.
"Di lokasi itu ada traffic rubber cone (kerucut lalu lintas) yang dijadikan tanda tidak boleh parkir. Lalu ada traffic cone yang jatuh. Satpam (di Gedung Sate) menegurnya," kata Ngajib.
Teguran itulah diduga biang keladinya. Sekelompok orang bermotor mendatangi Pos 9 Gedung Sate yang lokasinya di Jalan Cilamaya. Tiba-tiba pelaku dan sekuriti terlibat adu mulut. Bahkan salah satu pelaku disebut-sebut membawa golok sambil mengancam sekuriti. Namun insiden tersebut tak berujung pertengkaran fisik.
Pelaku langsung pergi menunggangi dua unit sepeda motor. Rupanya pelaku yang memendam amarah ini melampiaskan emosinya dengan melempari Pos 3 dan Pos 4 menggunakan batu.
Aksi perusakan dua pos satpam Gedung Sate oleh gerombolan bermotor itu berlangsung Minggu (23/11/2014) dini hari, sekitar pukul 01.23 WIB. Beruntung kejadian tersebut tidak memakan korban jiwa. Dua pos satpam yang dirusak sekelompok orang itu masing-masing Pos 3 di Jalan Banda dan Pos 4 di Jalan Cimandiri.
(bbn/ern)