Aksi brutal penyerangan dan perusakan dua pos satpam di Gedung Sate oleh sekelompok pria bermotor membetot perhatian publik. Hingga kini, personel polisi terus mendalami penyelidikan serta mengumpulkan bukti dan petunjuk guna mengungkap identitas pelaku. Apa pemicu insiden tersebut?
"Awalnya salah paham," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M. Ngajib kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Senin (23/11/2014).
Polisi sudah memeriksa 12 saksi yang di antaranya sejumlah sekuriti Gedung Sate. Ngajib menjelaskan, sebelum insiden perusakan, sekelompok orang menggunakan sepeda motor melintasi ruas jalan di belakang Gedung Sate. Mereka sempat bersitegang dengan sekuriti Gedung Sate yang selama ini tempat kerja Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngajib menduga, teguran itulah yang memicu peselisihan. Sekelompok orang bermotor mendatangi Pos 9 Gedung Sate yang lokasinya di Jalan Cilamaya. Di lokasi itulah pelaku dan sekuriti terlibat adu mulut. Bahkan salah satu pelaku disebut-sebut membawa golok sambil mengancam sekuriti.
Senada diungkapkan Kepala Biro Humas, Protokol dan Umum Pemprov Jabar Ruddy Gandakusumah kepada wartawan di Gedung Sate. Perusakan pos berawal dari teguran satpam di pos 3 saat melihat empat motor berboncengan tak dikenal yang menumbangkan kerucut lalu lintas pengamanan jalan di sekitar Gedung Sate tepatnya di Jalan Cimandiri. Kawanan ini lantas bereaksi dengan memecahkan kaca Pos 3 dan Pos 4 dengan menggunakan batu di luar gerbang Gedung Sate.
"Sekuriti menegur mereka secara baik-baik. Tapi malah mengancam sekuriti pakai golok. Anak-anak muda (pelaku) itu sebelum kejadian memang lagi nongkrong," ujar Ruddy.
(bbn/try)