Hujan menyergap ribuan buruh yang tergabung Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jabar. Di bawah guyuran hujan, mereka kompak berjuang menuntut upah layak dan menolak kenaikan harga BBM subsidi. Barisan buruh cantik 'pasukan baju merah' ikut aksi turun ke jalan sambil membentangkan spanduk tuntutan.
Tampil di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (18/11/2014), para buruh tetap semangat meski hujan mengguyur. "Para 'pasukan baju merah' ini kehujanan dan kepanasan. Angkat dan kepalkan tangan kiri, lawan," teriak orator.
Ratusan polisi mengawal jalannya aksi demonstrasi. Ruas Jalan Diponegoro atau tepatnya depan Gedung Sate ditutup sementara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KASBI menolak upah murah dan menuntut upah layak. Upah belum naik, BBM sudah naik tadi malam. Pemerintah sudah tidak peduli terhadap rakyatnya," ucap sang orator melalui pengeras suara sambil berdiri di mobil komando.
Korwil KASBI Jabar Sudaryanto menjelaskan upah menjadi persoalan pokok guna memenuhi kebutuhan hidup kaum buruh dan keluarganya. Menurut dia, upah buruh yang tidak layak bakal memicu rendahnya perputaran ekonomi di daerahnya.
"Upah buruh Indonesia masih rendah di Asia, bahkan di Asia Tenggara," kata Sudaryanto.
KASBI menilai keputusan pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga BBM subsidi memberatkan kaum buruh. "Ya, sangat memberatkan bagi buruh. Maka itu, kami menolak kenaikan harga BBM," ujarnya.
KASBI juga menyampaikan tuntutan kepada Guberbur Jabar Ahmad Heryawan soal upah layak buruh di Bandung Raya 2015 sebesar Rp 3,3 juta. "Kami menuntut pendidikan gratis dan turunkan harga sembako," ucap Sudaryanto.
(bbn/ern)