Ketika Kicauan Ridwan Kamil yang Serius dan yang Ngepop Dibukukan

Ketika Kicauan Ridwan Kamil yang Serius dan yang Ngepop Dibukukan

- detikNews
Senin, 29 Sep 2014 12:47 WIB
Dok Detikcom
Bandung - Setahun menjabat Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil membawa cara baru dalam berkomunikasi dengan warganya. Tak ada sekat atau protokoler yang jelimet, warga bisa langsung berkeluh kesah masalahnya melalui akun twitter wali kota. Ridwan Kamil sendiri yang langsung menjawabnya.

Rupanya hal ini menarik dua mantan wartawan yaitu Maulana Yudiman (eks wartawan majalah SWA) dan Muhammad Sufyan (eks wartawan teknologi informasi) untuk membukukan celotehan warga dan wali kota ini. Melalui PT Publika Edu Media (PEM), anak perusahaan PT EMK sekaligus Telkom Foundation, buku berjudul 'Twitter Power @ridwankamil' dirilis bertepatan dengan puncak ultah Kota Bandung ke-204, akhir pekan lalu.

"Lebih dari sekedar kado, kami dari awal melihat kekuatan akun Twitter Walikota Bandung, sehingga menarik didokumentasikan dalam bentuk buku. Betapa media sosial bisa mengubah dan mencuatkan partisipasi masyarakat secara luas," kata Muhammad Syahriar Sugandi (Iid), Dirut PEM dalam rilis yang diterima, Senin (29/9/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan jumlah halaman sekitar 150, "Twitter Power @ridwankamil" menceritakan sejumlah kisah hingga gambaran respons masyarakat akan aktivitas Walikota Bandung saat berselancar di media sosial, terutama dalam setahun terakhir mendapuk amanah di Kota Kembang.

Gaya bahasanya dibuat naratif dan ngepop, sekaligus menggunakan pendekatan cerita momentum. "Buku ini tak ubahnya gado-gado. Ada kisah jenaka, menghibur, formal keseharian tugas, hingga perihal cyber bullying yang menimpa sang walikota," tambah Iid.

Karenanya terdapat kisah tentang 'Mesin Tetot' perseteruan dengan seorang pengacara ternama, @kemalsept yang menyedot atensi, hingga Kang Emil, panggilan akrab walikota, yang beringsut cepat mendengar jalan rusak di Pasteur dini hari.

"Kita bisa melihat betapa bahagianya warga ketika program baik (semacam taman-taman tematik) diwartakan via sebuah akun, atau sejumlah program bisa mencuatkan partisipasi warga dengan hanya kicauan 140 kata," tandas Iid.

Sementara itu menurut Ridwan Kamil, buku tersebut menandakan fungsi sesungguhnya media sosial yakni menyalurkan nilai-nilai kebaikan sekaligus memberdayakan masyarakat. "Bukan sekedar canda-candaan, namun harus memberi manfaat ke sekitar," katanya.

(ern/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads