Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menilai permainan tradisional anak kian dilupakan. Padahal permainan ini penting untuk pembentukan karakter anak. Dia usul permainan anak dijadikan ekstrakurikuler SD.
"Sebaiknya permainan tradisional anak ini masuk kurikulum menjadi kegiatan ekstra kurikuler (eskul) di seluruh sekolah dasar di Indonesia," kata Kak Seto di Gedung Pemkab Bandung, Soreang, Bandung, Jumat (27/9/2014).
"Kami akan banyak berbicara dengan tim transisi dan pemerintahan yang baru, saya kira Presiden Terpilih Jokowi sangat menyadari pentingya menggalakkan kembali permainan tradisional di Indonesia," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencipta karakter si Komo ini menilai pelan tapi pasti permainan tradisional dilupakan anak-anak Indonesia. Maka itu harus dikampanyekan lagi. Karena permainan ini banyak merangsang potensi kecerdasan.
"Misalnya kecerdasan sosial, mereka saling berteman, kecerdasan fisik, kecerdasan emosional, kecerdasan moral dan spritual," jelas Kak Seto.
"Sekali lagi, permainan tradisional ini membuat anak lebih cerdas, tanggap, dan waspada terhadap berbagai pengaruh negatif gadget dan permainan modern," imbuhnya.
Kak Seto berada di Soreang untuk menghadiri deklarasi antipedofilia. Ribuan anak mengutuk keras aksi kekerasan dan kejahatan seksual yang marak terjadi di Indonesia. Deklarasi digelar di dalam Gedung Mochamad Toha di area kantor Pemkab Bandung.
(bbn/try)