Tempat 'Parkir' Air Jaman Belanda di Ciumbuleuit akan Diaktifkan Lagi

Tempat 'Parkir' Air Jaman Belanda di Ciumbuleuit akan Diaktifkan Lagi

- detikNews
Jumat, 25 Jul 2014 13:29 WIB
Foto: Avitia Nurmatari/detikcom
Bandung - Di Bandung, banyak taman-taman yang tersembunyi dan tidak aktif. Salah satunya Taman Kolam. Taman ini pada jaman Belanda adalah tempat membendung air hujan. Kini taman tersebut menjadi seperti hutan kecil dan sudah tidak ada kolam lagi.

Untuk itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung (Diskamtam) Arief Prasetya akan melakukan revitalisasi di taman tersebut.

"Taman ini mewakili perwakilan aset-aset pemkot yang tersembunyi. Dulunya kan kolam air raksasa, nanti kita bikin menjadi hidup kembali. Tapi ini kan tamannya termasuk taman statis karena kerapatan pohon yang tinggi-tinggi, seperti Babakan Siliwangi (Baksil)," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, usai meninjau Taman Kolam di Jalan Kolam No 1, Kel Ciumbuleuit, Kec Cidadap, Jumat (25/7/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya taman tersebut akan direnovasi dan menambahkan sedikit bangunan agar lebih bisa berfungsi bagi masyarakat sekitar.

"Luas lahannya sekitar 5.000 meter. Nanti ada sedikit bangunan amphiteater di sana," terang Emil.

Di tempat yang sama, Kadiskamtam Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan, pada jaman dulu taman tersebut merupakan salah satu tempat parkir air yang fungsinya menahan air saat hujan.

"Dulu ada 3 parkir air itu. Karang Setra, Situ Aksan dan Taman Kolam ini. Yang tersisa tinggal ini. Nanti dihidupkan kembali kolamnya dan dibangun amphiteater," ucapnya.

Arief memastikan tidak akan menebang pohon-pohon di taman tersebut. Namun agar sinar matahari masuk, pihaknya akan sedikit mengurangi kerimbunan daun-daunnya.

"Karena konsepnya kolam dan amphiteater. Kita akan sedikit pengurangan kerimbunan, tapi tidak akan menebang," tegasnya.

Saat ini, kondisi taman tersebut seperti hutan kota kecil di tengah padatnya kawasan Ciumbuleuit. Karena tidak 'terjamah', tempat tersebut banyak sampah dedaunan dan nyamuk-nyamuk ganas.

(avi/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads