Hal itu disampaikan Wakapolda Jabar Brigjen Pol Rycko Amelza Dahniel dalam Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi Jabar Mengenai Kesiapan Menghadapi Idul Fitri 2014, di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (17/7/2014).
"Jumlah perlintasan jalur kereta api dengan jalan ada sebanyak 266. Dari jumlah itu, baru 145 yang ada palang pintunya. Berarti ada 121 perlintasan yang belum ada pintu palangnya," ujar Rycko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semaksimal mungkin kita akan tempatkan petugas atau rambu tanda bahaya di titik perlintasan tersebut," katanya.
Untuk kerawanan di jalur kereta api selain perlintasan tak berpalang pintu, Rycko pun menyebut ada 13 titik rawan longsor, diantaranya di Purwakarta-Ciganea KM 107, Cilame-Padalarang KM 156, Tasikmalaya-Awipari KM 274 dan 278, Cipedeuy-Cirahayu KM 238 dan 244 serta Rajapolah-Indihiang KM 263 dan 264.
"Untuk titik rawan anjlok, ada 3 lokasi yaitu di jalur Padalarang-Purwakarta, Garut-Tasikmalaya-Ciamis dan Karawang-Subang-Indramayu-Cirebon," tutur Rycko.
Sementara untuk titik rawan kecelakaan diantaranya di Cibeber (Cianjur) sampai dengan Cipatat di KM 84, 85, 91, 105, 106, 111, 118, 122 dan 130, Cikampek sampai dengan Padalarang serta Kiaracondong sampai dengan Awipari Tasikmalaya.
(tya/ern)











































