"Konferensi internasional ini bertujuan agar para guru dan pendidik Bahasa Inggris dapat menyuarakan pikiran dan ide-ide terkait dengan diberlakukannya kurikulum baru," ujar Damian Ross, Director English for Education System (EES) British Council saat jumpa pers di ITB, Jalan Ganeca.
Topik kurikulum baru dan UN dipilih karena saat ini masi hangat dibahas. Termasuk kesiapan guru menghadapi barang baru tersebut. Karena disinyalir, banyak guru merasa belum siap dengan sistem baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Dr Martin Wedell dari University of Leeds berpendapat bahwa UN di Indonesia termasuk di dalamnya pelajaran Bahasa Inggris tidak bisa menjadi ukuran keberhasilan kurikulum.
"Saya sebenarnya mempertanyakan tujuan dari UN di Indonesia. Kenapa harus ada UN. Guru mengalami konflik karena hal ini," tutur Martin.
Konferensi internasional ke-10 ini diharapkan dapat menjadi suatu forum untuk pengembangan profesional yang terdiri dari sesi-sesi pleno, presentasi, workshop, diskusi panel dan kesempatan networking. Para peserta yang mengikuti konferensi ini berasal dari 7 provinsi di Indonesia.
Selain Dr Martin Wedell, hadir menjadi pembicara yaitu Itje Chodijah, salah satu pengajar Indonesia di bidang bahasa, Ahmad Bahrudiin dari Komunitas Qaryah Thayyibah, Prof Susanto Imam Rahayu dari ITB dan Dr Souba Rethinawamy dari Univerity of Malaysia.
(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini