Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengklaim unggul di Jabar dengan raihan suara 21 hingga 23 persen. Faktor keunggulan sementara ini lantaran bergeraknya mesin partai. Sosok Joko Widodo atau Jokowi yang juga Capres PDIP itu hanya sedikit mendongkrak.
"Kami melihat keunggulan di Jabar ini memang ada faktor Jokowi. Tapi itu kecil atau tak terlalu besar. Faktor Jokowi tidak menyengat. Justru faktor terbesar PDIP unggul di Jabar ini karena bergeraknya mesin partai. Keuletan dan kerjasama kader di Jabar ini yang tak terbantahkan," tutur Ketua DPD PDIP Jabar Tubagus Hasanudin.
Tubagus mengungkapkannya saat menggelar jumpa pers di kantor DPD PDIP Jabar, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Rabu (9/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tubagus, kalaupun Jokowi berkampanye ke sejumlah daerah di Jabar seperti di Cianjur, Karawang, Sukabumi, dan Bandung, pengaruhnya tak berefek besar.
"Kami menyewa lembaga survei independen yaitu Jaringan Survei Indonesia (JSI). Survei dilakukan JSI itu sebelum dan sesudah Jokowi diumumkan (diusung Capres PDIP). Minggu kemarin diumumkan di DPP, hasilnya (survei) hampir sama, untuk Jabar unggul 21-23 persen. Jabar ini 'kan menjadi barometer kemenangan di Indonesia," ucap Tubagus.
Tubagus menjelaskan, berdasarkan keterangan surveyor, pengaruh Jokowi itu hanya menimbulkan efek kepada caleg. "Ya efeknya jadi percaya diri," ujarnya.
Lebih lanjut Tubagus menuturkan, keunggulan sementara PDIP di Jabar berdasarkan versi survei internal dengan raihan suara 21-23 persen ini dibuntuti Golkar 14-17 persen dan Gerindra 11 persen.
(bbn/ern)