Yusup dan keluarga meyakini kematian adiknya direkayasa. Pembunuhan menjadi overdosis. Polisi dituding 'melenyapkan' TKP pertama, tempat Mei Mei dibunuh yaitu di hotel bintang tiga di Jalan Dr Rum, Bandung.
Keluarga Mei Mei melihat kasus ini banyak kejanggalan dan direkayasa. Kematian Mei Mei diduga kuat melibatkan orang terdekat, yaitu suaminya RH.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
29 Agustus 1998
Mei Mei bersama anak perempuannya (8 tahun) dan pembantunya bernama Yanti mendatangi hotel yang berada di Jalan dr Rum sekitar pukul 21.15 WIB. Suaminya RH merupakan pemilik hotel itu. Mei Mei memasuki kamar di lantai dua, di mana sebelumnya suami dan beberapa orang sudah berada di kamar itu. "Ini kesaksian pegawai hotel," ujar Yusup.
30 Agustus 1998
Pukul 00.30 WIB, seorang room boy menemukan Mei Mei dalam kondisi mengenaskan berada di dalam bak kamar mandi. Saat itu suami korban inisial RH, pembantu dan anaknya ada di kamar. Dari kliping koran POs Kota, pada pukul 00.45 WIB, Kapolresta Bandung Barat dan Kapolsekta Sumur Bandung hadir di tempat kejadian, di hotel.
Pada pukul 02.00 WIB, dari arah Jalan Suniaraja (Stasiun PT KA), datang iring-iringan tiga mobil Kijang dengan satu sepeda motor di depannya. Dari mobil Kijang yang tengah, turun dua orang dan mengeluarkan barang yang dibungkus yang panjangnya sekitar 175 cm. Dari saksi mata, terlihat polisi berseragam. Mobil Kijang yang membawa bungkusan itu bertuliskan URC (unit reaksi cepat).
Setelah itu, dari dalam rumah sekaligus toko mebel itu keluar air dengan jumlah banyak sampai membasahi trotoar. Keluarga menduga air itu dipakai untuk membersihkan darah dari tubuh Mei Mei. "Pemakaian air saat itu sangat banyak. Buktinya tagihan air PDAM pada bulan itu naik tiga kali lipat dibandingkan bulan biasanya," tutur Yusup.
Sekitar pukul 05.00 WIB, Sersan AN datang ke rumah itu karena menerima pesan dari pager (alat pengirim pesan) Mei Mei. AN merupakan anggota TNI yang disewa Mei Mei menjaga asetnya. Saat datang, lantai rumah sudah basah dan banyak jejak kaki. AN ditemui Yanti, pembantu Mei Mei. Yanti mengaku Mei Mei merasa kepanasan dan berendam di bak. Mei Mei juga minum air banyak. Saat diperiksa, Mei Mei sudah tidak bernapas. Di kamarnya berserakan obat-obatan.
Sesaat sebelum masuk, dari pengakuan AN dari berkas pemeriksaan kepolisian dan Denpom TNI, AN melihat suami Mei Mei di seberang jalan memperhatikan.
AN menghubungi keluarga pukul 05.35 WIB melalui telepon. Saat ditelepon, ia mengatakan Mei Mei keracunan obat dan tak sadarkan diri. Namun saat keluarga datang, badan Mei Mei sudah dingin. Pucat pasi. Denyut nadinya pun sudah tidak ada.
"Posisinya ada di bak penampungan air. Kepalanya terkulai. Mulutnya terbuka, lidahnya menjulur keluar," ujar Yusup pada detikcom beberapa waktu lalu.
Yusup juga melihat banyak bercak darah di daun pintu. Soal darah ini, polisi mengeriknya untuk diperiksa. Namun hingga saat ini,laporannya belum juga keluar.
Akhirnya keluarga menelepon paramedis dari RS Borromeus. Menurut keterangan paramedis, Mei Mei diduga sudah meninggal lama. "Ini berbeda dengan keterangan Yanti yang bilang jam 5 an masih hidup," katanya.
Sekitar pukul 08.00 WIB, suami Mei Mei, RH datang bersama saudara dan teman-temannya. "Saya melihat mereka mengelap dan menggosok lemari pakaian, daun pintu, tempat tidur Mei Mei. Botol, alumunium foil, alat sedotan sabu juga disimpan di sana," katanya.
Dua jam kemudian, dua anggota polisi datang. Mereka lalu membawa barang-barang yang ada di kamar Mei Mei, yang menurut Yusup disimpan secara sengaja oleh suami korban. "Sampai saat ini barang bukti berupa botol, alat sedotan sabu, alumunium foil, dijadikan barang bukti," katanya.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini