Ia menuturkan, Minggu (6/10/2013) dini hari itu dirinya bersama saudaranya Ade Kartika dan pacarnya Mumung Supriatna dan keponakan pacarnya Hendi alias Ele pulang dari hiburan malam berkaraoke sambil reuni. Setelah makan, mereka pun pulang ke kosan yang ditinggali Ade dan Tina di Jalan Leuwianyar sekitar pukul 04.00 WIB.
"Pas ke kosan, semua ke kamar mandi gantian. Saya yang terakhir ke kamar mandi dan masuk kamar," tutur Tina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 10 menit setelah ia masuk dan keempatnya di dalam kamar, terdengar suara barang jatuh. "Karena saya dan Ade enggak punya barang di luar ya kami cuek aja," katanya. Ia menyebut, saat itu Mumung dan Hendi telah tidur, sementara dirinya dan Ade hanya sekedar rebahan.
Tak berapa lama, terdengar suara orang datang yang diyakini adalah Rio dan Veni yang ia sebut Papih dan Mamih karena setahunya hubungan mereka adalah suami istri. Di luar, terdengan Rio marah soal rak sepatu yang berantakan.
"Siapa yang ngacak-ngacak kosan saya," kata Rio saat itu dengan nada tinggi.
Tak berapa lama, kamar Tina dan Ade diketuk saat dibuka, Rio langsung masuk dan marah-marah. "Siapa yang ngacak-ngacak kosan saya?," katanya lagi.
Ade, Mumung dan hendi pun lengsung bangun dan duduk di kasur sementara Rio terus menerus marah. "A Mumung bilang, sumpah demi Allah Pih, kita mah tidur," tuturnya.
Tak puas dengan jawaban tersebut, Rio menurut Tina mengeluarkan senjata dari belakang tubuhnya lalu menembakkan ke atas. Lalu berderet ke arah kaki Mumung, ke arah kasur hingga mengenai paha Ade.
"Pas tembakan keempat, saya lari keluar kamar karena takut," katanya. Namun ia mengaku melihat Rio menodongkan pistol ke arah kepala Hendi.
Keterangan-keterangan Tina pun dicecar hakim, karena begitu berbeda dengan keterangan Veni yang menyatakan ada perkelahian dan adu mulut sebelum keluarnya tembakan.
"Enggak ada adu mulut, Papih Rio marah gitu aja. Padahal kita enggak ada yang ngomong apa-apa," aku Tina.
Majelis hakim menyatakan, tak mungkin Rio marah begitu saja jika tak ada penyebabnya. "Dilihat dari tembakannya yang berturut dari ke atas dulu memperingatkan lalu ke lantai, itu kan menunjukkan dia memperingatkan. Ada sesuatu yang membuat dia bertambah marah. Tidak mungkin begitu saja," tutur hakim.
Namun Tina menyatakan dirinya berkata jujur seperti yang dilihatnya. Rio pun membantah keterangan Tina tersebut, karena menurutnya saat itu Tina sudah langsung melipir keluar kamar saat tembakan pertama diletuskan.
(tya/ern)