Sampah Di mana-mana, Bandung Dijuluki 'The City of Pigs'

Sampah Di mana-mana, Bandung Dijuluki 'The City of Pigs'

- detikNews
Rabu, 05 Feb 2014 07:19 WIB
Sampah Di mana-mana, Bandung Dijuluki The City of Pigs
Bandung - Bandung Kota Kembang, Bandung Paris Van Java, berbagai julukan itu tampaknya benar-benar tak berarti lagi. Seorang blogger warga Bulgaria, Inna Savova (21), yang kini menetap di Bandung mempunyai julukan lain yaitu Kota Bandung 'the city of pigs'.

Kritik pedas itu ia tuangkan dalam sebuah tulisan di blognya venusgotgonorrhea.wordpress.com pada 16 Januari 2014. Inna sudah 3,5 tahun menetap di Bandung. Enam bulan di kawasan Setiabudi, 1,5 tahun di Antapani, dan 1,5 tahun di Ujungberung.

Tulisan ini sontak membuat geger dunia maya. Tulisan ini banyak dire-tweet pengguna twitter. Inna mengeluhkan Kota Bandung yang penuh dengan sampah, dan warganya yang terkungkung dalam gaya hidup kotor.

Inna dalam blognya mengatakan tidak ada satupun yang berpikir bahwa kotornya kota mereka adalah kesalahan mereka sendiri. "Mereka bilang, terpaksa harus menerima kondisi lingkungan yang kotor karena kemiskinan. Argumen ini tidak dapat diterima, karena para pengungsi di Somalia saja tidak pernah membuang sampah sembarangan, jadi berhentilah menyalahkan kemiskinan. Ini bukan soal kemiskinan. Ini karena kamu (semalas) babi," katanya.

Melalui tulisannya, Inna menelanjangi kebiasaan warga Bandung yang mengotori kotanya. Mulai dari soal membuang sampah sembarangan, tong sampah yang banyak dicuri, hingga tikus yang berkeliaran di sekitar rumah.


1. Tempat Sampah Banyak Dicuri

Ia menyebutkan di Bandung, tempat sampah justru menjadi objek yang sering dicuri. Hingga akhirnya Pemkot membuat ide baru yaitu membuat tempat sampah yang dibuat berupa tunggak dengan cincin logam dan diberi plastik berwarna hijau untuk sampah organik dan putih untuk sampah non organik. Anehnya, dengan desain tempat sampah seperti itupun masih banyak yang hilang dicuri.

Akhirnya pemerintah kota Bandung membuat tempat sampah dari beton, sehingga tidak mungkin dicuri, ternyata justru ada yang memecahkannya sekedar untuk dendam pribadi. Selain itu banyak juga sikap orang yang justru membawa kantong plastik tersebut pulang ke rumah dengan alasan warna hijau dan putih adalah warna yang baik.

1. Tempat Sampah Banyak Dicuri

Ia menyebutkan di Bandung, tempat sampah justru menjadi objek yang sering dicuri. Hingga akhirnya Pemkot membuat ide baru yaitu membuat tempat sampah yang dibuat berupa tunggak dengan cincin logam dan diberi plastik berwarna hijau untuk sampah organik dan putih untuk sampah non organik. Anehnya, dengan desain tempat sampah seperti itupun masih banyak yang hilang dicuri.

Akhirnya pemerintah kota Bandung membuat tempat sampah dari beton, sehingga tidak mungkin dicuri, ternyata justru ada yang memecahkannya sekedar untuk dendam pribadi. Selain itu banyak juga sikap orang yang justru membawa kantong plastik tersebut pulang ke rumah dengan alasan warna hijau dan putih adalah warna yang baik.

2. Tikus yang Berkeliaran Bebas di Rumah

Saat pertama menginjakkan kakinya di Kota Bandung, Inna mengaku sangat terkejut karena kotornya Kota Bandung. Ia memperhatikan rumah dan kebiasaan bebersih warganya. Ia melihat tikus sepanjang 20 cm berkeliaran di jalan dan memasuki rumah warga, bahkan si tikus menyerang kucing. Namun itu sudah dianggap sebagai kondisi rutin yang normal. "Sebenarnya mereka bisa membeli perangkap tikus dan racun tikus, tapi mereka tidak melakukannya," tulisnya.

2. Tikus yang Berkeliaran Bebas di Rumah

Saat pertama menginjakkan kakinya di Kota Bandung, Inna mengaku sangat terkejut karena kotornya Kota Bandung. Ia memperhatikan rumah dan kebiasaan bebersih warganya. Ia melihat tikus sepanjang 20 cm berkeliaran di jalan dan memasuki rumah warga, bahkan si tikus menyerang kucing. Namun itu sudah dianggap sebagai kondisi rutin yang normal. "Sebenarnya mereka bisa membeli perangkap tikus dan racun tikus, tapi mereka tidak melakukannya," tulisnya.

3. Taman yang Kotor

Walikota baru, menurutnya sama dengannya. Menyukai taman. Ia pun mengapreasiasi walikota yang mencoba membangun banyak taman yang dilengkapi dengan area bermain, pagar tempat duduk dan tempat sampah. Namun seminggu setelah pembukaaan, semua yang indah menjadi tak dapat dikenali lagi. Sampah dimana-mana, bahkan rumput pun tidak tampak karena tertutup hamparan sampah.

Inna akhirnya tak lagi berjalan di taman dan akhirnya mampir ke kantor pemerintah dekat rumah mertuanya, di mana kantor tersebut memiliki pekarangan dengan taman yang besar dan indah. Hanya beberapa orang saja yang mampir ke sana untuk menikmati dan berolahraga. Pada hari selasa, ia mendatanginya lagi. Ia kaget karena mendapati tempat itu sudah menjelma bagai hamparan wadah mie instant, botol air, kemasan minuman, kemasan susu, kemasan permen, berbagai macamΒ  plastik dan bahkan beberapa pasang sandal!

"Tak mungkin sandal-sandal itu jatuh begitu saja. Bagaimana seseorang bisa kehilangan sandal atau sepatu yang masih bagus tanpa menyadarinya, apakah mereka pulang bertelanjang kaki? Atau memang ada semacam pergerakan β€œSendal capit Untuk Perdamaian” sehingga orang-orang meninggalkan sandal capit mereka begitu saja? Sihir macam apa ini?" tulisnya keheranan.

3. Taman yang Kotor

Walikota baru, menurutnya sama dengannya. Menyukai taman. Ia pun mengapreasiasi walikota yang mencoba membangun banyak taman yang dilengkapi dengan area bermain, pagar tempat duduk dan tempat sampah. Namun seminggu setelah pembukaaan, semua yang indah menjadi tak dapat dikenali lagi. Sampah dimana-mana, bahkan rumput pun tidak tampak karena tertutup hamparan sampah.

Inna akhirnya tak lagi berjalan di taman dan akhirnya mampir ke kantor pemerintah dekat rumah mertuanya, di mana kantor tersebut memiliki pekarangan dengan taman yang besar dan indah. Hanya beberapa orang saja yang mampir ke sana untuk menikmati dan berolahraga. Pada hari selasa, ia mendatanginya lagi. Ia kaget karena mendapati tempat itu sudah menjelma bagai hamparan wadah mie instant, botol air, kemasan minuman, kemasan susu, kemasan permen, berbagai macamΒ  plastik dan bahkan beberapa pasang sandal!

"Tak mungkin sandal-sandal itu jatuh begitu saja. Bagaimana seseorang bisa kehilangan sandal atau sepatu yang masih bagus tanpa menyadarinya, apakah mereka pulang bertelanjang kaki? Atau memang ada semacam pergerakan β€œSendal capit Untuk Perdamaian” sehingga orang-orang meninggalkan sandal capit mereka begitu saja? Sihir macam apa ini?" tulisnya keheranan.

4. Ditertawakan Saat Memungut Sampah

Melihat kotornya taman, Inna tidak tinggal diam. Berbekal kantong plastik besar dan sarung tangan, ia mulai memunguti sampah. Ia mengaku tidak dapat memungut semua sampah saking banyaknya. Dengan luas area sekitar 10x10 meter, Inna membutuhkan waktu sekitar satu jam. Sekitar 200 meter, ia berhasil memenuhi sebuah kotak sampah yang berukuran 1 x 1,5 meter.

Saat ia memunguti sampah, orang-orang hanya memandanginya dan berteriak bahwa ia tidak harusnya menyentuh benda-benda tersebut karena kotor. "Tampaknya orang di Bandung lebih suka hidup berdampingan dengan kotoran daripada memungut dan membersihkannya," keluhnya.

Beberapa hal yang menmbuatnya tertawa adalah saat beberapa orang berkata kalau membersihkan sampah itu tugas orang miskin, bodoh dan tidak bersekolah, jadi mereka yang punya status lebih tinggi boleh membuang sampah seenaknya dan pergi begitu saja.

Ia menyadari aksinya memungut sampah tak bisa membersihkan seluruh kota, atau bahkan tidak dapat membuat jalan tetap bersih dalam waktu yang lama. "Tujuan utama saya adalah membuat orang malu, dan menunjukkan pada mereka bahwa seseorang dengan bekal kantong plastik dan sarung tangan dapat membersihkan sebuah area hanya dalam waktu satu jam," tulisnya.

"Saya ingin memberikan kesadaran bahwa sampah tidak seharusnya ada di jalanan. Saya hanya satu orang dan saya tidak punya jaringan untuk mempengaruhi orang. Saya hanya dilihat sebagai orang kulit putih yang gila, yang justru membuat saya sedih. Selama saya tinggal di kota ini, saya mencoba untuk membersihkan dengan harapan saya dapat memberikan contoh yang baik," tambahnya.

4. Ditertawakan Saat Memungut Sampah

Melihat kotornya taman, Inna tidak tinggal diam. Berbekal kantong plastik besar dan sarung tangan, ia mulai memunguti sampah. Ia mengaku tidak dapat memungut semua sampah saking banyaknya. Dengan luas area sekitar 10x10 meter, Inna membutuhkan waktu sekitar satu jam. Sekitar 200 meter, ia berhasil memenuhi sebuah kotak sampah yang berukuran 1 x 1,5 meter.

Saat ia memunguti sampah, orang-orang hanya memandanginya dan berteriak bahwa ia tidak harusnya menyentuh benda-benda tersebut karena kotor. "Tampaknya orang di Bandung lebih suka hidup berdampingan dengan kotoran daripada memungut dan membersihkannya," keluhnya.

Beberapa hal yang menmbuatnya tertawa adalah saat beberapa orang berkata kalau membersihkan sampah itu tugas orang miskin, bodoh dan tidak bersekolah, jadi mereka yang punya status lebih tinggi boleh membuang sampah seenaknya dan pergi begitu saja.

Ia menyadari aksinya memungut sampah tak bisa membersihkan seluruh kota, atau bahkan tidak dapat membuat jalan tetap bersih dalam waktu yang lama. "Tujuan utama saya adalah membuat orang malu, dan menunjukkan pada mereka bahwa seseorang dengan bekal kantong plastik dan sarung tangan dapat membersihkan sebuah area hanya dalam waktu satu jam," tulisnya.

"Saya ingin memberikan kesadaran bahwa sampah tidak seharusnya ada di jalanan. Saya hanya satu orang dan saya tidak punya jaringan untuk mempengaruhi orang. Saya hanya dilihat sebagai orang kulit putih yang gila, yang justru membuat saya sedih. Selama saya tinggal di kota ini, saya mencoba untuk membersihkan dengan harapan saya dapat memberikan contoh yang baik," tambahnya.

5. Suka dengan Walikota Ridwan Kamil

Ridwan Kamil Launching tempat sampah
Dalam catatan kaki di blognya ia menambahkan ia tidak begitu peduli terhadap politik tapi ia mengaku menyukai walikota yang baru. "Anda bisa melihat bahwa mereka yang berpikiran idealis percaya kepadanya dan berharap ia bisa membuat perubahan. Saya pikir Bandung dan Indonesia pada umumnya membutuhkan orang seperti dia," ujarnya.

5. Suka dengan Walikota Ridwan Kamil

Ridwan Kamil Launching tempat sampah
Dalam catatan kaki di blognya ia menambahkan ia tidak begitu peduli terhadap politik tapi ia mengaku menyukai walikota yang baru. "Anda bisa melihat bahwa mereka yang berpikiran idealis percaya kepadanya dan berharap ia bisa membuat perubahan. Saya pikir Bandung dan Indonesia pada umumnya membutuhkan orang seperti dia," ujarnya.
Halaman 2 dari 12
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads