Tobit berangkat mendaki pada Minggu, 26 Oktober lalu dengan meminjam peralatan mendaki seperti GPS dan peta milik temannya, Rendhy Moreno. Sekitar pukul 18.00 WIB, ia memberi kabar ke Rendhy bahwa dirinya telah sampai di puncak gunung. Ia meminta dijemput keesokan harinya.
Komunikasi antara Tobit dan Rendhy terputus sejak Rabu (29/10). Ponselnya mati, di-SMS tidak dibalas. Keesokan harinya, Rendhy dan teman-teman mencari ke Gunung Kendang. Nihil. Jejak pendakian Tobit tidak terendus. Tim SAR dan berbagai pihak mulai turun tangan, tapi juga tak menemui hasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Peralatan Acak-acakan
|
"Ini janggal. Isi tas tercecer seolah (Tobit) tak bisa packing," kata Rendhy.
2. Tak Ada Luka
|
Berdasarkan autopsi RSHS Bandung, tidak ada luka di tubuh Tobit. Baik luka gigitan atau cakaran binatang maupun luka penganiayaan. Belum diketahui apa penyebab Tobit meninggal.
3. Mendaki Seminggu
|
Namun berdasarkan komunikasi dengan Rendhy, Tobit minta dijemput sehari setelah sampai di puncak Gunung Kendang, Senin (27/10). Ia juga tidak bilang akan melanjutkan pendakian ke Gunung Papandayan. Mengapa rencana Tobit untuk mendaki seminggu dan pendakian ke Gunung Papandayan tiba-tiba batal?
Halaman 2 dari 4