Rumah dan pabrik milik Fatimah (67) itu berlokasi di Jalan Terusan Saluyu No.11, RT 5 RW 8, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Kejadian berlangsung sekitar pukul 03.30 WIB, Jumat (25/10/2013).
"Tadi saat kejadian, saya ada di rumah. Nah, terdengar seperti angin ribut. Tiba-tiba ada suara 'bruk'. Keras sekali. Ternyata rumah dan pabrik ambruk," kata Fatimah di lokasi kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan rumah dua lantai berisi dua rumah yang runtuh ini luasnya 100 meter persegi. Pabrik pempek berada di areal seluas 12 meter x 15 meter. Pantauan di tempat kejadian, tembok serta atap rumah mengalami rusak berat. Kondisinya luluh berantakan. Material bangunan menutup akses jalan kecil yang berada di samping Sungai Cipamokolan.
Sebagian atap pabrik pempek yang berada di bagian belakang rumah itu terlihat hancur tak berbentuk. "Untung saja enggak ada orang dan tidak ada aktivitas produksi pempek saat kejadian," ujar Lusiana (46), penghuni di rumah itu.
Fatimah dan Lusiana menduga ambruknya bangunan itu gara-gara proyek gorong-gorong yang mengenai pondasi rumah. Galian gorong-gorong sedalam tiga meter ini tepat di samping rumah Fatimah yang runtuh. "Saya enggak tahu kalau ada kegiatan penggalian. Pekerja tidak pernah meminta izin membuat gorong-gorong," ujar Fatimah.
Senada disampaikan Lusiana. "Kemarin malam 'kan rumah lantai dan temboknya retak-retak. Kami panggil penanggung jawab proyek. Kata mereka kondisi rumah tidak apa-apa dan engak bakalan ambruk. Eh, ternyata runtuh 'kan," papar Lusiana.
Tim Identifikasi Polrestabes Bandung sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sekeliling bangunan yang ambruk ini dipasang garis polisi. Kasus ini ditangani Polsek Rancasari.
(bbn/ern)