Peristiwa itu terjadi saat Julius usai mengantar temannya di Cicaheum. Sebelum kembali ke tempat kosnya di daerah Ciheulang, Mahasiswa Teknik Geofisika angkatan 2011 itu mampir ke sebuah tempat makan di daerah Cikutra.
"Julius sepertinya sudah diincar. Saat akan pulang, tiba-tiba ia didekati oleh dua motor yang ditumpangi empat orang yang lalu memukuli Julius," ujar Dosen Wali Julius, Susanti Alawiyah dalam jumpa pers di ruang Rapim A Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari, Selasa (22/10/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi kemudian datang empat motor lain yang ditumpangi oleh delapan orang yang membawa linggis dan golok. Mereka pun kembali mengeroyok Julius. Dengan jumlah yang tidak seimbang dan membawa senjata, Julius pun tumbang.
"Julius terkapar dengan luka parah akibat dikeroyok dengan luka tikaman," katanya.
Para pengeroyok Julius kemudian melempar Julius ke selokan yang berada di depan Taman Makam Pahlawan. Motor Julius pun dibawa oleh kawanan yang diduga geng motor itu.
Dalam kondisi masih sadar, Julius mencoba meminta tolong namun tak terdengar. Ia pun berusaha keluar dari selokan dengan sisa-sisa tenaga. Julis merangkak sampai tengah jalan hingga terbaring di tengah jalan.
"Julis menelepon orang tuanya. Padahal dia orang yang kuat, tak pernah mengeluh. Dia meminta orang tuanya (di Jakarta) untuk ke Bandung. Namun pembicaraan terputus karena Julius tidak kuat menahan sakitnya," terang Santi.
Dalam kondisi tergeletak lunglai, Julius kemudian ditolong oleh seorang bapak yang kemudian menghubungi polisi. Polisi kemudian datang dan menelepon orang tua Julius.
"Julius lalu dibawa ke RS Borromeus. Saat orang tua sampai ke Bandung, mereka meminta agar Julius dipindah ke RS TNI AL Mintoharjo Jakarta untuk dapat perawatan lebih lanjut," jelasnya.
Kondisi Julis terus membaik. Luka di badan dan luka sudah dijahit dan diobati. Kejadian ini pun telah dilaporkan ke Polsek Cibeunying Kaler dan masih menunggu perkembangan.
(tya/ern)