Kepala Biro Pengelolaan Barang Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Dadang Suharto menjelaskan, aplikasi ini tak hanya mencatat aset, namun juga memuat data lengkap dari keberadaan aset atau barang.
"Kapan aset diperoleh, berapa nilai belinya, lokasi dimana, batasnya apa saja, koordinat lokasi atau bidang, sertifikat hingga fisik berupa foto ada semua di aplikasi ini," ujar Dadang di ruang Atisisbada di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (22/10/2013).
Sistem penatausahaan ini dikatakan Dadang terus diperbarui sesuai dengan penambahan atau pengurangan aset di lapangan. Karena sistem ini terhubung dengan OPD dan juga balai-balai di bawah Pemprov Jabar yang bisa mencatatkan aset yang baru.
"Jika ada pengadaan aset baru, operator di OPD atau balai bisa meng-input data. Sehingga data yang masuk update," katanya.
Tak hanya aset tanah yang tercatat, aset lainnya seperti mesin, peralatan elektronik, gedung, sawah, irigasi, buku, hingga lahan yang sedang dibangun (berupa konstruksi) pun masuk dalam aplikasi ini.
Dadang pun mengaku bangga dengan sistem yang menurutnya kerap menjadi percontohan oleh daerah lainnya. Bahkan karena sistem penataan aset seperti ini menjadi salah satu indikator Jabar memperoleh penilaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK.
"Sistem kami ini diapresiasi oleh BPK. Server kami juga terhubung dengan BPK sebagai bagian dari e-audit. Ini adalah salahsatu alasan penilaian BPK jadi WTP," tutur Dadang.
Ia menyebutkan seluruh aset milik Pemprov Jabar telah tercacat dalam sistem ini. Namun ia mengakui, belum seluruhnya tersertifikasi. BPN tengah melakukan percepatan sertiikasi milik Pemprov Jabar sebagaimana MoU yang telah disepakati.
Hingga hari ini, jumlah aset yang dimiliki 534.673 item dengan nilai mencapai Rp 16,3 triliun.
===
Ini Contoh Tong Sampah Model Baru di Kota Bandung
Kota Bandung akan segera memiliki tong sampah model baru. Saat ini Pemkot terus memperbaharui prototype tong sampah tersebut agar nyaman bagi masyarakat yang akan membuang sampah.
"Nanti bakal ada ribuan tempat sampah. Merespon permasalahan Kota Bandung yang banyak sampah. Mudah-mudahan tidak ada lagi alasan Kota Bandung tidak punya tempat sampah," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jala Wastukancana, Selasa (22/10/2013).
Prototype tempat sampah tersebut terbuat dari besi, dibagi menjadi dua lubang. Lubang tersebut nantinya diberi kantong plastik dua warna. Warna tersebut sebagai pembeda sampah organik dan anorganik.
"Kalau plastik merah untuk anorganik, kalau yang putih yang organik. Sehingga pada saat diangkut tidak akan bercampur lagi. Tapi kantong plastiknya juga yang ramah lingkungan," jelasnya.
(tya/ern)