Beras terdeteksi klorin atau pemutih ini diperoleh dari sejumlah pedagang di lokasi sidak. Klorin merupakan bahan kimia berbahaya yang dicampur dalam beras guna mengelabui pembeli. Beras tersemat klorin ini sengaja direkayasa agar tampil putih dan bagus.
"Ada beras jenis Kurmo dan Cianjur yang ternyata mengandung bahan kimia klorin atau biasa digunakan untuk pemutih pakaian," jelas Staf Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM Bandung Alfazri Anwar saat ditemui di Pasar Simpang Dago, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Rabu (17/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta PD Pasar untuk mengawasi pasar ini. Sementara kami dari BBPOM akan mencari dari mana sumber beras itu diperoleh para pedagang. Kami juga segera membina dan meminta pedagang tidak menjual beras mengandung klorin," jelas Alfazri.
BBPOM bersama petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Kota Bandung turun langsung merazia makanan yang mengandung bahan berbahaya atau tidal laik dikonsumsi masyarakat. Petugas mengambil contoh beras dari beberapa pedagang. Lalu beras dites dengan cara dimasukan ke dalam tabung bening berisi cairan khusus. Tabung itu lalu digoyong-goyang.
"Hanya butuh waktu kurang dari lima menit mengetahui beras ini terdapat klorin atau tidak. Nah, air dalam tabung ini berubah menjadi warna merah muda. Berarti menandakan beras mengandung klorin atau pemutih. Kalau airnya bening, berarti berasnya bagus atau tidak ada bahan kimia," jelas Kabid Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Distan Kota Bandung Umi S yang turut menguji kelaikan beras.
Umi menambahkan, beras terkontaminasi bahan kimia sangat berbahaya dikonsumsi. Jika dinikmati dalam jangka waktu bertahun-tahun, bisa menimbulkan kerusakan pada usus. "Selain itu, ginjal menjadi terganggu," kata Umi.
Lebih rinci Umi menuturkan, biasanya beras berpemutih itu bisa diketahui dari ciri-ciri fisiknya yakni beras sangat putih, jika diraba terasa sangat licin di tangan, berbau seperti parfum, dan sewaktu dicuci tidak berwarna keruh.
"Sebaiknya jangan dibeli bila menemukan beras berpemutih," pesan Umi.
Menurut Umi, pihak Distan Bandung selama ini jarang menemukan beras berpemutih. Sementara BBPOM Bandung menyatakan beras mengandung klorin banyak dijual bebas oleh pedagang.
(bbn/bbn)