Derita Bayi 6 Bulan Asal Bandung yang Alami Kebocoran Cairan Otak

Derita Bayi 6 Bulan Asal Bandung yang Alami Kebocoran Cairan Otak

- detikNews
Rabu, 15 Mei 2013 12:33 WIB
Foto: baban gandapurnama/detikcom
Bandung - Hazard Ghibrand Fhaiz Permana terbaring lemah di kasur ruangan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Kelainan fisik dirasakan bayi lelaki berusia 6 bulan ini sejak lahir. Ia menderita merupture atau kebocoran cairan otak yang mengakibatkan gumpalan daging menyumbal dari dahi sehingga menutup mata kanan. Usai dioperasi pengangkatan daging, Hazar kini mengalami hydrocephalus.

Berasal dari keluarga sederhana, anak pasangan Hendi Permana (34) dan Rini Noppianti (31) ini berharap uluran tangan dermawan guna melancarkan biaya operasi. Rini mengatakan, 21 November 2012 lalu, proses persalinan saat usia kandungan 9 bulan berlangsung normal di salah satu bidan yang berada di kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

"Sewaktu lahir, Hazard ada kelainan. Sempat waktu itu dibawa ke RS Al Islam, disebut mata anak saya pecah. Setelah itu diminta segera ke RS Cicendo dan disebut dokter katanya tumor. Kemudian disuruh ke RS Santosa, namun dirujuk ke RSHS," kata Rini kepada wartawan di RSHS Bandung, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (15/5/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama dua bulan, Hazar dirawat di RSHS. Tim medis memeriksa menyeluruh kondisi bayi tersebut. Terungkaplah kelainan diderita Hazar. "Kata dokternya, anak ini mengalami cairan otak yang bocor sat berada dalam kandungan. Karena bocor itulah dagingnya keluar. Kalau tidak dioperasi, dagingnya bisa membesar melebih kepala," tutur wanita berjilbab ini.

Rini dan Hendi yang menikah sejak 2004, selama ini tak kuasa membendung air mata. Penantian 8 tahun sang buah hati harus dilalui penuh cobaan. Anak kelahiran pertama pasangan tersebut berkondisi cacat.

"Tapi saya harus tegar demi anak," tegasnya.

Hazard tak menikmati air susu ibu (ASI) lantaran jika daging menyumbal itu tersentuh rasa sakit membuatnya menangis. Tepat 14 Januari 2013, dokter RSHS melakukan tindakan operasi pengangkatan daging. "Berat daging itu dua ons yang seukuran kepalan tangan orang dewasa," kisahnya sambil menambahkan biaya keseluruhan rumah sakit yang menghabiskan sekitar Rp 27 juta itu berasal dari donasi dermawan serta jaminan persalinan (jampersal).

Setelah operasi, 19 Februari lalu, Hazard diboyong orang tua ke rumah di kawasan Lamajang II, RT 6 RW 7, Desa Citereup, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Seperti biasa, bayi tersebut rutin kontrol. Kesedihan kembali menerpa Rini dan Hendi.

"Anak saya kini hydrosipalus," ungkap Rini sembari nada suara bergetar.

Rini mengungkapkan, suaminya itu hanyalah buruh pabrik garmen di Cigondewah yang mengantongi gaji per bulan sebesar Rp 1,7 juta. Tentu kini keluarga kecil tersebut menanti harapan donasi kepedulian dari masyarakat guna biaya operasi dan perawatan Hazard di RSHS yang diperkirakan bisa menembus Rp 13 juta.

Selasa (14/5/2013), Hazard sudah berada di ruangan Aglonema kamar 1 nomor 3. Ia harus segera dioperasi. "Nanti operasinya mau dipasang pipisan melalui kepala atau tepatnya atas telinga kiri ke perut. Kata dokter, operasi itu untuk mengalirkan cairan agar tak membesar," kata Rini.

Bagi pembaca yang berniat menyumbang, bisa langsung ke nomor rekening BCA 0086666566 atas nama Rini Noppianti. Rini bisa dikontak telepon di nomor 087722000182.

(bbn/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads