"Ada sekitar lima ribu pecinta sepeda klasik dari seluruh Indonesia kumpul di kegiatan ini. Pecinta sepeda ontel terdiri dari sejumlah komunitas dan kolektor," jelas Residen Paguyuban Sapedah Baheula Bandoeng (PSBB) Yahya Johari saat ditemui di lokasi acara.
Aboey, begitu pria ini disapa, menyebutkan BLO merupakan even tiga tahunan yang digagas PSBB dan Khawanika Ind. Pelaksanaan BLO III ini digelar selama dua hari pada Sabtu 23 Maret dan Minggu 24 Maret yang mengusung tajuk 'Onthel dan Perjuangan, Onthel dan Pendidikan serta Onthel dan Pengabdian'. Festival tersebut merupakan rangkaian memperingati sejarah Bandung Lautan Api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, pecinta sepeda klasik dari sejumah negara juga hadir. Ada dari Inggris dan Inggris. Perwakilan Malaysia pun datang, ada 120 orang," ungkap Aboey sambil menambahkan beberapa sepeda ontel buatan Belanda pada 1920 yang nilainya Rp 50 juta ikut nimbrung dalam even ini.
Di lokasi, nuanasa tempo dulu begitu terasa. Pecinta onthel tampil berpakaian ala pejuang Indonesia. Tak hanya sepeda, sejumlah sepeda motor dan mobil kuno turut meramaikan suasana. Ribuan pengunjung terlihat menikmati sajian sambil berfoto ria dengan latar belakang sepeda.
"BLO helaran akbar yang mengemban misi menjaga dan ikut serta memelihara kebersihan kualitas udara Kota Bandung dengan kegiatan bersepeda. Serta mendukung Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata. Juga melestarikan sepeda-sepeda klasik," tuturnya.
Menurut Aboey, jumlah sepeda ontel yang beretebaran di Indonesia mecapai 12 juta unit. Momen bersejarah bagi Indonesia di mata dunia tercatat dalam BLO III. Presiden International Veteran Cycle Association (IVCA), Alain Charles Albin Cuvier (Prancis), meresmikan Indonesia sebagai anggota IVCA.
"Presiden IVCA yang tadi datang menyatakan Indonesia sebagai anggota IVCA ke-34," jelas Aboey sambil tersenyum.
(bbn/bbn)