"Saya ingin tidak ribut setelah terjadi dan buku (tak layak baca) dibaca siswa," kata Aher di Kampus UIN Sunan Gunung Djati, Kota Bandung, Selasa (19/3/2013).
"Saya ingin ke depan kepada disdik setempat dan kepala sekolah setempat, membaca dulu seluruh buku baru disimpan di perpustakaan," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika layak baca, masukin ke perpustakaan. Tapi ketika tidak layak, langsung setop," ucap Aher.
Untuk menyortir buku, ia mencontohkan sekolah untuk mengerahkan para guru. Misalnya ketika ada 60 buku yang masuk, 60 guru dilibatkan untuk membaca buku itu sampai tuntas dan memeriksa apakah layak baca atau tidak bagi siswa.
"Nanti kalau begitu ketahuan mana yang layak dan tidak," tandas Aher.
(ors/ern)











































