"Tantangan bagi Indonesia maupun Jepang adalah bagaimana mempertemukan berbagai peluang untuk memperkuat jalinan di antara lembaga riset, pelaku usaha, dan masyarakat demi membawa keuntungan bagi kedua negara," kata Boediono.
Itu diungkapkan Boediono dalam sambutannya di acara Indonesia-Japan Innovation Convemtion (IJIC) 2012 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu (2/11/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kita memasuki tahap pembangunan yang harus lebih bertumpu pada pengetahuan, inovasi, serta kreativitas sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Pada tahap ini banyak tantangan yang harus diatasi," jelasnya.
Salah satu cara mengatasi berbagai tantangan itu adalah dengan melakukan kerjasama produktif dengan negara-negara yang lebih maju di bidang teknologi.
"Sementara negara-negara yang lebih maju dapat memperoleh manfaat dari kerjasama penelitian terkait langsung dengan potensi perluasan perdagangan dan investasi di Indonesia. Indonesia dan Jepang memiliki landasan kuat untuk kerjasama di berbagai bidang," papar Boediono.
Indonesia dan Jepang menurutnya memiliki hubungan ekonomi yang kuat serta hubungan antar negara yang panjang. Pada 1981, Indonesia dan Jepang menandatangani perjanjian kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada 2007, Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement ditandatangani dan diberlakukan kemudian. Pada 2011, Jepang jadi negara tujuan ekspor Indonesia yang paling besar yakni 16,6 persen dan jadi negara ketiga terbesar untuk impor Indonesia yakni 11 persen.
"Jepang dan Indonesia dapat memperoleh manfaat dari pengembangan hubungan kerjasama yang kuat ini dengan memperluas kerjasama dalam menciptakan produk, proses, dan pemasaran yang inovatif di antara kedua negara," ujar Boediono.
Ia mengaku sadar kondisi Indonesia harus terus diperbaiki iklim investasinya dan memacu perkembangan infrastrukturnya. "Berbagai kerjasama pembangunan dari pelaksana partnership antara Indonesia dan Jepang juga diarahkan untuk mengatasi masalah itu," cetusnya.
Boediono mengatakan, IJIC telah mengidentifikasi delapan bidang dalam hal inovasi teknologi untuk dilakukan kerjasama. "Pemerintah Indonesia akan memberi dukungan penuh agar hasil nyata segera dapat dipetik kedua negara," pungkasnya.
(ors/ern)