Dalam keterangan, Dasol menjelaskan bahwa dirinya telah lama mengenal baik Agustinus.
"Terakhir kali saya ketemu Kang Agus (sapaan Agustinus-red) tahu 1999. Lalu tiba-tiba Kang Agus menelepon dan minta bertemu," tutur Dasol saat sidang lanjutan yang digelar di ruang sidang VI Pengadilan Negeri Bandung, Jalan LRE Martadinata, Kamis (29/11/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi waktu itu saya sedang sibuk. Makanya saya tolak," kata Dasol yang mengaku bekerja sebagai calo perizinan di BPPT Bandung.
Namun saat itu Dasol berjanji akan mencarikan orang yang diminta oleh Dasol. Saat pertemuan tersebut, Agustinus memberikan uang Rp 2 juta pada Dasol.
"Dari dulu Kang Agus baik kalau ketemu memang suka ngasih uang. Tapi waktu itu saya juga kaget, ngasihnya sampai Rp 2 juta. Katanya lagi ada rezeki. Lalu uangnya saya bagi-bagi sama teman yang lain," tuturnya.
Sesuai janjinya pada Agustinus, Dasol pun mencarikan orang yang bisa menakut-nakuti orang seperti yang diinginkannya. Saat itu Dasol menawari Spok.
"Dia bilang mau, soalnya untuk modal nikah," kata Dasol.
Ia pun mempertemukan Agustinus dan Spok hingga adanya kesepakatan menakut-nakuti Husein dengan golok. Saat itu Agustinus pun menunjukkan foto Husein pada Spok sebagai target yang akan ditakut-takuti. Setelah itu Dasol mengaku tak pernah bertemu lagi dengan Agustinus.
Namun ia mengaku sebelum penembakan terjadi, Agustinus sempat memintanya untuk datang ke Hegarmanah. Meskipun tak menyebutkan untuk tujuan apa, Dasol tetap datang ke Hegarmanah meski tak sempat bertemu karena Agustinus menelepon Dasol untuk memberitahu tak perlu ke Hegarmanah.
"Waktu itu saya mau ke Hegarmanah karena saya pikir ada rezeki karena Kang Agus biasanya suka gampang ngasih uang," katanya.
Ia mengaku, dirinya sama sekali tak ikut membantu atau terlibat dalam pembunuhan tersebut.
(tya/ern)