Mungkin tidak banyak yang tahu siapa yang mengusulkan nama Si Jalak Harupat. Agustin Purnawan (40), cepernis Sunda yang juga jurnalis sebuah radio di Bandung inilah yang mengusulkan nama itu.
"Kalau tidak salah pada 2003, saya lupa lagi tahunnya, Pemkab Bandung melakukan sayembara melalui media massa. Saya tertarik ikut," tuturnya saat berbincang dengan detikbandung, Kamis (6/9/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu saya teringat Otto Iskandardinata, tokoh pergerakan nasional yang merupakan orang Bandung. Bukan namanya, tapi julukannya yaitu Si Jalak Harupat yang buat saya tertarik," ujar Apun, panggilan akrab Agustin Purnawan.
Namun diakuinya saat itu ia belum mengetahui kalau Otto lahir di Kabupaten Bandung. Setelah menelusuri berbagai literatur, fakta mengejutkan diperoleh dari buku SD, di mana disebut jika Otto lahir di Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
"Saya makin yakin mengusulkan nama Si Jalak Harupat, karena kriteria soal mewakili Kabupaten Bandung sudah terjawab," katanya.
Otto, kata Apun, dikenal sebagai pejuang yang memiliki keberanian lebih dibandingkan teman-teman lainnya. Itu lah yang jadi alasan julukan Si Jalak Harupat disandingkan pada namanya.
"Kenapa Si Jalak Harupat? Itu adalah jenis ayam jago yang kebetulan memang dari tanah Sunda. Ayam jago ini berbeda dengan ayam jago umumnya," ujar Apun.
Dari fisik, ayam jago Si Jalak Harupat mempunyai bulu cokelat kekuning-kuningan. Setiap bertanding dalam adu ayam, selalu menang. Yang menarik, keberanian dan pantah menyerah yang ditunjukkan ayam jago ini.
"Kalau main adu ayam kan ada kalang atau arena untuk bertanding. Si Jalak Harupat tidak pernah meninggalkan arena bertanding, meski kalah. Jadi dia kalau kalah dan mati pun tetap berada di dalam arena pertandingan. Pokoknya dia bertanding sampai titik darah penghabisan. Kalau ayam jago lain kan kalau kalah suka meninggalkan arena," jelas Apun.
Filosofi itulah yang mengikuti nama Si Jalak Harupat. Sportivitas, keberanian, dan kegagahan lengkap dalam nama itu. Apun pun berhasil menyisihkan belasan peserta lainnya. "Saat itu kalau tidak salah ada 15 peserta lebih, lalu dipilih 10, trus lima, lalu tiga. Nah yang tiga peserta ini lalu diserahkan ke bupati dan pejabat pemkab lainnya untuk dipilih," ujarnya yang menerima hadiah Rp 10 juta untuk nama tersebut.
Namun diakuinya saat ini ada hal yang mengganjal hatinya. Sebab, nama Si Jalak Harupat tidak diikuti dengan nama Otto Iskandardinata seperti usulannya. "Usul nama lengkap dari saya adalah Stadion Sepakbola Si Jalak Harupat dalam kurung Otto Iskandardinata. Tapi sayang nama Otto nya tidak disebut, jadi tidak banyak orang tahu kalau Si Jalak Harupat adalah Otto Iskandardinata," sesalnya.
Terkait dengan rencana penamaan stadion sepakbola di Gedebage yang akan disebut Stadion Gelora Rosada, Apun menyayangkannya. Ia mengusulkan untuk penamaan gedung yang fenomenal itu disayembarakan seperti dulu Si Jalak Harupat.
"Lagipula kan dana stadion Gedebage juga ada dari Pemprov, jadi enggak bisa Pemkot Bandung menamainya begitu saja. Dulu saja Pemkab Bandung pakai dana sendiri, tetap sayembarakan, tidak lantas menamakannya stadion sepakbola Obar Sobarna (Bupati Bandung saat itu," tandasnya.
Dalam rapat persiapan peresmian stadion sepakbola di Gedebage, Kadispora Bandung Ebet Hidayat mengatakan stadion itu akan dinamakan Rosada. Ia mengungkapkan arti dari Rosada yaitu begitu indah. Kalau secara agama bermakna pinter, benar dan lurus.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini