Dituturkan Yusuf, modus yang ia lakukan yaitu dengan mendatangi kantor jasa pengiriman paket. Saat itu ia datang seolah-olah akan mengirimkan barang.
"Saya lalu lihat nama yang ada di dus. Saya SMS tulisan yang ada di dus itu ke teman saya (Valentino)," ujar Yusuf saat ditanya wartawan saat ekspos di Mapolsek Bandung Kidul, Rabu (4/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang tidak perlu diantar, akan diambil orang saya. Lalu saya cari mobil buat ngangkut barang. Yang ambil barangnya supir rental," tutur Valentino.
Setelah barang diambil supir mobil rental, Yusuf dan Valentino pun menjemput barang dengan memilih tempat sepi untuk memindahkan paket ke mobil rentalan lainnya yang mereka bawa.
"Mobilnya beda-beda. Sewanya sehari Rp 250 ribu," katanya.
Setelah itu, paket barang yang telah mereka kuasai itu mereka bongkar untuk kemudian dijual. "Dijualnya dipasar kaget. Seperti di Gasibu," tuturnya.
Ia menyebut, saat menjual barang-barang hasil penipuan tersebut, ia pernah mendapat Rp 20 juta. Namun tak semua barang yang mereka dapatkan bisa dijual dengan mudah. Apalagi mereka pun tak tahu, apa paket yang berhasil mereka gondol itu.
"Tapi ya ada juga barang yang enggak laku. Susah dijualnya. Yang gampang itu seperti baju," ungkap Valentino.
Keduanya mengaku, dalam seminggu bisa beraksi sebanyak 2 kali. "Cari tempat paketnya beda-beda," tutupnya.
(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini