Kasubaghumas Polrestabes Bandung AKP Rosdiana mengatakan dari hasil pemeriksaan penyidik, tersangka Inggrid dan Agustinus mengawali pertemuan pada awal April 2012 di sebuah rumah makan di Paskal Hyper Square, Kota Bandung. Esok harinya, pertemuan kedua berlanjut di tempat karaoke yang berada di kawasan Cihampelas. Agustinus meminta Rp 10 juta sebagai biaya konsultasi kepada Inggrid.
"Masih April, keduanya kembali bertemu di tempat karaoke yang sama. Tersangka Agustinus menawarkan dua cara menyelesaikan masalah. Dianiaya atau dibunuh," jelas Rosdiana di ruang kerjanya, Kamis (7/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inggrid sempat berpikir sehari. Akhirnya keputusan Husein dibunuh menjadi pilihan Inggrid. Selanjutnya, ia meminta Agustinus menemui di salah satu rumah sakit di Bandung. Inggrid menyerahkan perhiasan emas sebagai uang muka. Perhiasan itu laku dijual Agustinus senilai Rp 125 juta.
"Sisanya sebesar 90 juta rupiah, janji dibayar Inggrid setelah Agustinus menjalankan misinya," terang Rosdiana.
Kemudian Agustinus meminta Dasol (42) -sebelumnya ditulis Darso- untuk memantau keberadaan Husein. Darsol turut serta atau mengetahui rencana eksekusi korban.
Kamis 3 Mei, Inggrid mengontak Agustinus via ponsel dan mengatakan Husein bakal datang ke rumahnya di Jalan Kapten Tendean No 55, Kota Bandung, pada Jumat 4 Mei sekitar pukul 09.00 WIB. Dalam komunikasi itu, Inggrid menanyakan kapan misi Agustinus dilakukan.
Jumat pagi, Inggrid kembali menelepon Agustinus. Ia menyampaikan kalau Husein bakal tiba pukul 10.00 WIB. Singkat cerita, Agustinus mengaku meluncur seorang diri ke Jalan Kapten Tendean menggunakan mobil rental Avanza bernopol D 1838 PC yang disewa adiknya berinisial DA di kawasan Margahayu Raya, Bandung.
Agustinus berbekal pistol FN mengontak Dasol untuk berangkat ke lokasi. Dasol pun pergi bersama inisial S, E, H, dan Y menggunakan tiga unit sepeda motor.
"Agustinus saat itu sekitar jam 10 siang melihat mobil Land Cruiser bernopol D 1 EB yang dikendarai Husein terparkir di Jalan Kapten Tendean. Saat dua mobil itu sejajar, Agustinus menurunkan kaca depan kiri, dan langsung mengarahkan pistol ke kaca samping depan kanan mobil Husein. Agustinus meletuskan pistol sebanyak dua kali berturut-turut," ucap Rosdiana.
Usai menjalankan tugas, Agustinus menghubungi Dasol agar kembali atau tidak ke lokasi yang disepakati lantaran targetnya sudah didor.
Pada Selasa 15 Mei, Agustinus mengajak Inggrid bertemu di tempat karaoke yang masih sama saat merencanakan pembunuhan. Inggrid pun menyerahkan sisa upah kepada Agustinus sebesar duit Rp 90 juta.
Polisi menyelidiki kasus tersebut. Hasilnya, tim khusus yang dipimpin Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Wijonarko dan Wakasatreskrim Kompol Agus Masloman berhasil meringkus Agustinus, Inggrid, dan Dasol, pada Selasa 29 Mei. Polisi membekuk Agustinus di toko emas, Jalan Pasirkoja, Kota Bandung. Sedangkan Inggrid ditangkap di rumahnya Jalan Kapten Tendean No 55. Bersamaan dengan mereka diamankan 9 orang di antaranya ayah kandung Inggrid berinisial CG. Sedangkan dari 9 orang diamankan, sebagian hingga kini masih diminta keterangan dan dipulangkan karena tak cukup bukti.
Inggrid, Agustinus, serta Dasol ditetapkan tersangka dan ditahan di Mapolrestabes Bandung. Ketiganya dijerat Pasal 340 jo 338 jo 55 KUH Pidana.
Barang bukti yang disita antara lain berupa mobil Avanza bernopol D 1838 PC dan satu pucuk pistol FN. Polisi menemukan pistol di sebuah bengkel mobil, Jalan Buahbatu, Bandung. Dua orang pengelola bengkel berinisial Y dan AK saat ini diamankan dan diperiksa penyidik.
(bbn/ern)