Pengungkapan tersebut disampaikan tim dokter Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo dan tim badan geologi Kementerian ESDM saat memberikan keterangan pers di RS Mata Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Selasa (5/6/2012). Turut hadir perwakilan polisi yakni Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul, dan perwakilan Dinkes Jabar.
Sebelumnya pada 31 Mei 2012 lalu, tim dokter yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu kedokteran memeriksa Tina yang dirujuk dari RSUD Sumedang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kautsar melanjutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan tim Badan Geologi Kementerian ESDM pada 4 Juni 2012 terhadap contoh material mirip kristal, diperoleh sejumlah empat data teknis valid.
Pertama, kondisi fisik tiga contoh meterial memiliki ciri biru, transparan, berukuran 1-2 mm, dan berbentuk kristal. Kedua, bentuk kristal polyhedral tidak teratur dan tidak memiliki bidang berpasangan sehingga bukan benda terbentuk secara alami.
Ketiga, komposisi berupa campuran material dengan 15,40 persen SiO2 dan 2,49 persen K2O, dan tidak ada unsur karbon. Keempat, ketiga contoh material yang diperiksa merupakan material sintetik yang diproses.
"Kesimpulannya, material tersebut merupakan material sintetis yang diproses dan bukan merupakan hasil produksi tubuh manusia," ucap Kautsar.
Sejak September 2011, Tina mengaku setiap kali usai menangis air matanya mengeluarkan butiran kristal. Bahkan sejak 23 Mei 2012, sudah 126 butiran mirip kristal keluar dari matanya.
Kasus ini bukanlah yang pertama di dunia. Sebelumnya, seorang remaja putri bernama Hasnah Mohamed dari Libanon pada 1996 yang juga berair mata kristal. Belakangan diketahui air mata kristal itu rekayasa saja
(bbn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini