"Dulu kita kenal Riau 11 ini sebagai RSJ. Tapi sekarang kita harus hilangkan konteks itu," kata Dede kepada wartawan usai melakukan sidak ke lokasi, Jumat (4/5/2012).
Penggunaan kata RSJ menurutnya menggambarkan sebagai tempat merawat orang sakit jiwa. Kesannya pun seolah 'tidak ramah'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan nama Grha Atma, menurutnya memberi kesan tersendiri. Dimana tempat itu akan lebih dikenal manusiawi. Apalagi penanganan bagi para pasien lebih mengedepankan pendekatan.
Pasca dibuka kembali mulai 9 April lalu, tempat tersebut kini punya wajah baru. Bangunannya pun terlihat lebih bagus dari bangunan lama.
"Dengan desain bangunan yang tidak serem, ini akan lebih menggambarkan penanganan pasien yang lebih manusiawi," tutur Dede.
Saat ini, bangunan tersebut sudah bernama Grha Atma. Huruf berwarna silver tertempel di dinding bagian depan gedung. Namun di bagian luar, tepatnya di dinding luar halaman justru tertera tulisan RSJ Pemprov Jabar.
Disinggung perbedaan nama itu, Dede menyebut itu sudah bagian dari nomenklatur. Sehingga nama di bagian depan tetap RSJ.
"Yang penting kan pelayanannya, bukan nama gedungnya. Pelayanannya berpindah dari pelayanan orang sakit ke pelayanan kemanusiaan," tutur Dede.
Sementara dalam sidak tersebut, Dede sempat berkeliling dan meninjau ke beberapa titik. Ia bahkan sempat masuk ke beberapa ruangan dan berbincang dengan para petugas di lokasi.
Dede menyebut, Grha Atma jadi yang pertama di Indonesia sebagai tempat merawat pengidap gangguan kejiwaan dengan metode khusus. "Ini RS pertama yang lakukan penanganan dengan pendekatan kemanusiaan untuk mengobati mereka yang punya problematika kejiwaan," tandas Dede.
(ors/ern)