Menurut Timo, nantinya kurikulum itu bakal jadi panduan bagi semua SSB dalam memberikan materi bagi siswa didiknya. Selama ini, SSB selalu menerapkan materi atau kurikulum yang dimiliki masing-masing SSB. Dampaknya, kemampuan pesepakbola jebolan SSB satu dan SSB lainnya memiliki ketimpangan yang cukup jauh.
"Selama ini memang belum ada kurikulum untuk semua SSB, mereka punya kurikulum mmasing-masing. Dan materi kurikulum yang sudah saya kerjakan 75 persen kelar," kata Timo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku, materi kurikulum itu disusunnya sendiri. Itu dilakukan demi kemajuan sepakbola nasional. Sehingga ke depan, diharapkan sepakbola nasional akan maju karena perbaikan sepakbola dilakukan dari berbagai sisi, salah satunya SSB.
Bahkan nantinya, SSB akan punya klasifikasi khusus seperti SSB bintang satu, dua dan tiga. Setiap klasifikasi jelas punya gengsi tersendiri.
"Sama seperti sekolah kan ada terdaftar, diakui dan disamakan. Dengan begitu SSB juga akan mengejar standar ini sehingga masing-masing akan berlomba agar SSB-nya akan lebih baik," jelas Timo yang merupakan eks pelatih Persema Malang.
Disinggung soal standar kurikulum, sambung Timo, akan mengacu pada yang dimiliki Amerika Serikat, Eropa, AFC dan UEFA.
"20-25 persen itu akan mengacu ke Amerika (Serikat) karena mereka punya kurikulum yang mudah dipahami dan diserap orang Indonesia. Yang jelas kiblatnya sepakbola moderen," ujarnya.
Mei mendatang, ia berharap kurikulum itu akan selesai. Setelah itu, PSSI akan melakukan sosialisasi. Dan tahun depan, SSB akan diverifikasi sehingga akan mendapat penilaian standar dan kelas sendiri.
(ors/ern)