Malapetaka terjadi, mahasiswi jurusan Teknik Kelautan ITB tersebut hanyut saat perahu karet yang ditumpanginya terbalik. KMPA ITB mengatakan Angelina dan peserta lainnya saat itu memakai peralatan pengamanan lengkap seperti helm, dan pelampung.
Hingga Selasa (7/2/2012), keberadaan Angelina atau akrab disapa Fanka belum diketahui dan masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut kronologi kejadian Angelina hanyut di Sungai Cikandang, Garut, Jawa Barat, versi pihak ITB yang dibacakan Kadaryah dihadapan wartawan.
- Minggu (5/2/2012), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam (KMPA) Ganesha ITB, mahasiswa PA STTB Garut, UKM PA Gerhana Fisip Uniga, UKM PA Palawa Unpad, beserta Mapala Wanala Unair dan Impala, melakukan pengarungan bersama di Sungai Cikandang, Garut. Pengarungan dilakukan dengan 10 perahu karet dengan total peserta 56 orang. Peserta dari KMPA menggunakan 6 perahu, Gerhana satu perahu, STTG dua perahu, dan Palawa bersama Mahatala bergabung dalam satu perahu. Peserta dari Wanala dan Impala tergabung dengan peserta dari KMPA.
- Sistem pengarungan dilakukan 3 perahu sebagai perahu rescue yang ditempatkan di depan (membuka jalan), tengah, belakang (sweeper). Pengarungan dimulai pukul 09.00 WIB dengan start di Jembatan Ciarinem, Desa Ciarinem, Garut.
- Sekitar pukul 12.30 WIB, perahu yang ditumpangi Angelina Yofanka mengalami wrap (perahu menyangkut di batu) dan arus air yang deras mengisi bagian tengah dan terbalik. Sehingga empat dari enam peserta jatuh dari perahu, sementara dua peserta lain masih berusaha membalikkan perahu. Tiga orang yang jatuh itu langsung masuk ke arus utama dan terbawa ke tepi kanan sungai di mana tim rescue sudah bersiaga dengan tali lempar.
- Tiga orang itu dapat diselamatkan tim rescue. Namun, Fanka (Angelina) tidak terlihat bersama tiga orang itu. Sementara dua orang yang mencoba membalikkan perahu berhasil menepi ke sisi kanan setelah perahu kembali pada posisi normal.
- Setelah rombongan memastikan ada satu peserta (Angelina) yang kurang, pengarungan langsung dihentikan untuk menganalisa kemungkinan lokasi tenggelam.
- Kemungkinan terbesar ialah Fanka terbawa arus ke arah kiri sungai yang menuju ke sebuah batu undercut (jenis jeram yang menggulung ke dalam) dan tergulung oleh arus bawah permukaan menuju dasar undercut. Lokasi undercut hanya berjarak sekitar 10 meter dari lokasi wrap. Dengan jarak yang cukup dekat tersebut, diperkirakan hanya beberapa detik saja setelah jatuh, Fanka sudah terjebak di undercut.
- Bersama warga, sebagian tim melakukan usaha pencarian korban di lokasi undercut itu dengan tenaga dan alat seadanya. Sementara itu, tim lain meneruskan perjalanan beberapa saat sebelum dievakuasi di desa terdekat (Desa Bokor).
- Hingga saat ini atau hari kedua pencarian, Selasa (7/2/2012), upaya pencarian masih dilakukan dengan dibantu banyak personel dan alat lebih memadai untuk melakukan penyelaman.
(bbn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini