Seperti di Vihara Satyabudhi Bandung, terlihat puluhan warga Tionghoa membeli puluhan hingga ratusan burung Pipit yang kemudian dilepas setalah rangkaian sembahyang dan berdoa.
"Melepaskan burung itu kan melambangkan kebebasan. 'Kan burung makhluk hidup. Harapannya tergantung dengan kepercayaan masing-masing. Maksudnya ada untuk tolak bala atau buang sial. Atau ada juga yang supaya dapat hoki," ujar Yani (46) kepada detikbandung, saat ditemui usai sembahyang dan lepas burung di Vihara Satyabudhi Bandung, Jalan Kelenteng, Senin (23/1/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Yani, ada juga Aki (60), warga Jalan Sudirman ini mengaku melepaskan burung untuk mendapatkan keselamatan selama tahun Naga ini.
"Ya pokoknya supaya semua selamat, sehat selamanya. Kita kan membebaskan burung, menyelamatkan burung, semoga kita juga diselamatkan," katanya.
Ia berharap, selama satu tahun ini seluruh rakyat Indonesia bisa hidup aman, tertib dan rukun. Serta tidak ada bencana yang melanda.
"Semoga tahun ini semua sejahtera. dan Indonesia dijauhkan dari bencana," katanya.
Pantauan detikbandung, sedikitnya ada 4 penjual burung yang berjualan di sekitar vihara tersebut. Biasanya warga yang bersembahyang membeli burung sebelum masuk vihara untuk disiapkan ketika selesai.
Burung-burung yang telah dibeli itu kemudian dimasukkan dalam keranjang putih, lalu diterbangkan oleh pembeli bersama keluarga dan kerabatnya. Paling sedikit, burung Pipit yang dilepaskan yaitu sebanyak 10 ekor. Usai dilepaskan, burung Pipit itu pun langsung terbang bebas.
(tya/bbn)