Menurut mantan pemain Persib era 1980-an Bambang Sukowiyono, wacana pembentukan Persib 1933 sudah ada sejak sekitar setengah tahun lalu. Namun wacana itu makin menguat sejak dua minggu terakhir.
"Awalnya kita semua sering kumpul. Pada perkembangannya, desakan di lingkungan kami makin kuat sampai akhirnya muncul wacana pembentukan Persib 1933," ujar Suko, sapaan akrabnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Suko, munculnya wacana itu karena para mantan dan PS kecewa dengan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB). Persib yang lahir dan dibesarkan 36 PS, justru pada akhirnya 'dimiliki' orang-orang di luar Persib itu sendiri.
"Setelah Persib ini dikelola PT PBB, para mantan pemain dan PS anggota Persib ini tidak dilibatkan dalam banyak hal, tidak ada komunikasi atau pengakuan sama sekali. Ini yang membuat mereka kecewa. Mereka yang membesarkan Persib, tapi sekarang Persib malah dimiliki orang lain," ungkapnya.
Seharusnya, orang-orang yang duduk di Persib saat ini adalah mereka yang pernah membesarkan Persib. "Dulu kita semua bekerja keras membesarkan Persib. Tapi sekarang Persib dikuasai orang-orang tertentu. Persib sekarang seolah-olah ekslusif," tuturnya.
Pada dasarnya, sambung Suko, Persib itu dimiliki mantan pemain dan 36 PS. Tapi setelah dikelola PT, keterlibatan mantan pemain dan PS sangat terbatas.
Atas dasar itu, mereka kemudian menggagas Persib 1933 yang diharapkan bisa mewadahi para mantan pemain dan PS. "Persib 1933 ini kepemilikannya nanti jelas adalah mantan pemain, PS, bahkan masyarakat itu sendiri. Tidak seperti Persib yang sekarang dimiliki PT PBB," tandasnya.
Disinggung siapa saja mantan pemain yang setuju wacana pembentukan Persib 1933, Suko menyebut banyak nama di antaranya Ajat Sudrajat, Iwan Sunarya, Encas Tonif, Mustika Hadi, hingga Max Timisela. Sementara untuk PS, ada sekitar 15 dari 36 PS yang menginginkan pembentukan Persib 1933.
(ors/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini