Keluarga Pasien Nisza dan RS Mal Cimahi Beda Persepsi

Keluarga Pasien Nisza dan RS Mal Cimahi Beda Persepsi

- detikNews
Kamis, 10 Nov 2011 14:38 WIB
Bandung - Kepala Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari (MAL) Zakaria menyatakan kasus meninggalnya Nisza Ismail (8 bulan) yang diduga akibat kelalaian pihak RS muncul karena adanya perbedaan persepsi antara keluarga pasien dan RS. Ia menyatakan, tak mungkin pihak RS mengabaikan pasien.

Hal itu diungkapkan Zakaria secara langsung pada Martin Ismail (27) ayah bayi Nisza yang meninggal dunia pada Sabtu (22/10/2011) di RS MAL.

"Tidak ada niat sedikit pun untuk bersikap buruk. Kami berupaya memberikan pelayanan yang baik," ujar Zakaria dalam pertemuan yang dimediasi oleh Komisi IV DPRD Kota Cimahi bersama keluarga Martin, Dinkes Kota Cimahi dan HLKI di di ruang rapat Komisi IV DPRD Kota Cimahi, Jalan , Kamis (10/11/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan tersebut, Zakaria menjelaskan kronologis mulai dari pasien masuk dan penanganannya. Pada awal-awal penjelasan Zakaria, Martin menyela karena ada perbedaan dengan kronologis versi dirinya.

Setiap Martin berkomentar, Zakaria pun menjawab bahwa itu adalah persepsi yang berbeda saja. "Itu kan persepsi bapak (Martin-red). Tapi kami punya bukti dan catatannya. Terserah persepsi pasien," katanya. Beberapa hal yang berbeda dari kedua belah pihak misalnya bperbedaan jam dan penanganan. Namun saat Zakaria menyebut memiliki catatan bahkan rekaman CCTV, Martin pun menerimanya.

Setelah mendengarkan penjelasan lengkap dari Zakaria, Martin pun terlihat mengerti dan tak lagi berkomentar.

Zakaria mengakui pada saat dokter spesialis anak memeriksa bayi Nisza, ia tidak mengatakannya pada Martin. "Ya mungkin kami salah, tidak memperkenalkan dokter spesialis pada bapak. Dan juga pada saat kami telah memberi obat dalam resep yang tidak bisa ditebus," katanya.

Ia mengatakan, prosedur ada uang ada obat yang diterapkan oleh RS telah sesuai dengan SOP. Apalagi sata masuk Martin mengaku bukanlah peserta Jamkesmas atau Gakinda sehingga RS memperlakukannya sebagai pasien umum.

"Kami ini rumah sakit swasta murni. Jadi kami punya SOP untuk pasien umum. Kami menerima pasien Jamkesmas. Kalau dari awal dia bilang jamkesmas atau gakinda pasti kita bantu, karena kami juga kerjasama dengan Dinas Kesehatan," katanya.

Ia mengatakan, RS MAL selama ini telah banyak melayani pasien miskin dan tak mampu. "Sudah hampir ratusan juta yang tidak tertagih dari pasien tapi kami tetap melakukan perawatan dengan baik," tutur Zakaria.

(tya/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads