Ibu kandung Putri yakni Kustini (28), menuturkan kisah tersebut kepada wartawan di rumahnya, Blok Pindang RT 4 RW 6, Kampung Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat (16/9/2011).
"Kalau kambuh, nafas Putri sesak. Tubuhnya juga bengkak-bengkak. Setelah itu tersenggal-senggal seperti orang yang mau dicabut nyawanya," papar Kustini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus Hamdani (28), ayah kandung Putri, mengamani penyataan istrinya itu. Meski sering kumat penyakitnya, ucap Agus, kondisi Putri tidak menangis.
"Kalau lagi kambuh, matanya melotot. Setelah itu terpejam dan tak sadarkan diri. Saya goyang-goyang badannya, tapi enggak ada reaksi. Kondisinya seperti sudah tidak ada," ungkapnya.
Ia menambahkan, dari mulai kambuh hingga Putri kembali sadar itu rata-rata berlangsung lima menit. Setelah sadar, Putri selalu menangis.
Sudah dua bulan ini, Putri sudah tidak kambuh lagi. Namun begitu, ketakutan menyelimuti Agus dan Kustini apabila kejadian itu terulang. "Pernah saya sampai lari keluar rumah dan teriak-teriak minta bantuan tetangga. Saya merasa panik dan takut terjadi apa-apa sama Putri," ucap Agus.
(bbn/ern)