"Ya segitu (Rp 50 miliar - red). Ini okupansi naik juga baru-baru saja, sejak April," ujar Direktur Hotel Grand Aquila Bandung Margareth saat jumpa pers di Hotel Grand Aquila, Jalan Pasteur, Jumat (9/9/2011).
Apa yang dilakukan Serikat Pekerja Mandiri (SPM) menurutnya dirasakan negatif. Apalagi, kata dia, mereka melakukan berbagai aksi anarkis. Misalnya melakukan pelemparan kotoran ke hotel dan mengacaukan acara wedding.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal-awal sejak bermasalah, hotel bahkan sangat sepi hingga manajemen tidak mempunyai pemasukan untuk menggaji karyawan. "Kita sampai tidak mampu membayar gaji mereka. Akhirnya ya saya pakai kocek pribadi," tuturnya.
Margareth mengatakan, okupansi rata-rata hanya 10-20 persen dari kapasitas 219 kamar. Dan sejak April, jumlah pengunjung meningkat hingga 30 persen. "Sebelum (bermasalah), okupansi di sini mencapai 60-70 persen," ungkapnya.
Ia mengatakan, manajemen hotel terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi tamu hotel. Hal itu yang dikemudian membuat okupansi hotel perlahan meningkat.
"Dan khusus untuk karyawan, kita tidak pernah lalai untuk memberikan kewajiban kita bagi sekitar 300 karyawan," pungkas Margareth
(ors/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini