Awal pendirian PT Nurtanio diawali saat Habibie dan 17 insinyur dari Jerman bekerja di Advance Technology Pertamina (ATTP). Sementara itu di Bandung juga ada Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio di Bandung.
Kemudian Presiden meminta Habibie untuk menghimpun kemampuan yang ada untuk membuat perusahaan industri pembuat pesawat terbang berskala internasional. Kemudian ATTP dan Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio pun digabung dan diresmikan presiden tepat pada 23 Agustus 35 tahun yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedikitnya sudah 6 orang yang memimpin PT DI sebagai Direktur Utama, yaitu mulai dari BJ Habibie, Hari laksono, Pramono Yuda, Jusman S Djamal, Edwin Sudarmo dan kini Budi Santoso.
Selama 35 tahun berdiri, PT DI telah mengalami berbagai kondisi, mulai dari saat mengembangkan perusahaan, masa kejayaan saat bisa membuat pesawat kebanggaan N250, masa krisis saat harus merumahkan ribuan karyawan dan masa stagnan.
Penerbangan perdana pesawat N250 yang dijuluki Gatot Kaca pada 10 Agustus 1995 menjadi hari yang membanggakan bagi Indonesia. Bahkan tanggal 10 Agustus pun dijadikan Hari Teknologi Nasional.
Namun bak mimpi, pada 2003 lalu PT DI terpaksa melakukan PHK pada ribuan karyawannya. Hal ini menjadi sorotan dalam beberapa tahun. PT PPA pun sempat diturunkan untuk merevitalisasi PT DI. Hingga kini PT DI masih terus berupaya berdiri untuk kembali unjuk gigi sebagai pembuat pesawat terbang kebanggaan negeri.
(tya/ern)