Danny Setiawan Kritisi Heryawan Soal Bantuan untuk Desa

Danny Setiawan Kritisi Heryawan Soal Bantuan untuk Desa

- detikNews
Rabu, 10 Agu 2011 14:38 WIB
Bandung - Mantan Gubernur Jabar Danny Setiawan mengkritisi kebijakan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang membuat program Pembangunan Desa Mandiri menuju Desa Peradaban. Di mana 100 desa mendapatkan bantuan masing-masing Rp 1 miliar. Menurut Danny hal itu mengakibatkan kesenjangan bagi desa-desa lainnya.

"Kalau waktu gubernurnya Nuriana programnya 'Rereongan Sarupi' yang kemudian pada kepemimpinan saya diteruskan dengan nama 'Raksa Desa'. Jadi ada bantuan dana stimulan sebesar Rp 100 juta pada seluruh desa di Jabar. Lalu pada masa gubernur yang sekarang ada program 'Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban' di mana besarnya bantuan mencapai Rp 1 miliar per desa," tutur Danny saat ditemui usai sidang doktor di Gedung Program Pasca Sarjana Fisip Unpad, Jalan Bukit Pakar Utara, Rabu (10/8/2011).

Menurut Danny, besarnya dana yang diberikan dan hanya diberikan pada 100 desa mandiri terpilih mengundang tanya dan kesenjangan desa-desa lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya mungkin ingin lebih cepat kemandirian desanya jadi bantuannya diperbesar. Tapi di Jabar ini ada 5.266 desa, masa yang dikasih hanya 100. Mungkin karena anggaran terbatas. Tapi itu kan mengundang kesenjangan. Desa lainnya bertanya-tanya, kapan mereka dapatnya. Iya kalau kebagian," kritiknya.

Ia pun mengkritisi bahwa konsep peradaban desa saat ini masih sebatas pembangunan fisik semata. Misalnya pembangunan gedung serbaguna, masjid dan lainnya padahak menurutnya harus ada program-program pemberdayaan masyarakat karena saat ini era kompetitif.

"Saya melihat pemberdayaan masyarakat masih kurang dalam membuat event atau program. Kita harus membangun semangat kompetitif," katanya.

Untuk membangun desa, kata Danny perlu adanya konsisten dari pemimpin untuk menyeimbangkan pembangunan fisik dan nonfisik.

Karena menurutnya jika pembangunan fisik saja yang diperhatikan, seperti kondisi saat ini malah banyak bangunan tak terpakai.

"Misalnya desanya kapasitas rendah dibangunkan ruang serbaguna hanya untuk kumpul-kumpul seadanya. Lebih baik, kalau ada masjid yang bagus, berdayakan saja, jadi tempat berkumpul sekaligus memakmurkan masjid. Masjid kan tidak hanya dipakai untuk aktivitas ritual," katanya.

"Jangan seperti sekarang. Banyak bangunan kosong karena tidak dimanfaatkan maksimal," tambahnya.


(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads