Ketua Bandung Heritage Harastoeti DH yang menyusun buku tersebut menjelaskan tidak mudah mengumpulkan serta mencari data-data setiap bangunan. Sebab, kata dia, sangat sedikit buku atau artikel masa lampau yang menulis lengkap dan detil mengenai bangunan bersejarah di Kota Bandung.
"Kira-kira butuh dua tahun menyelesaikan buku ini. Innformasi dan foto bangunan itu merupakan kerjasama sejumlah pihak antar lain dari anggota Bandung Heritage, mahasiswa jurusan Arsitektur Unpar, Disparbud Bandung," jelas Harastoeti saat peluncuran buku tersebut di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Senin (25/7/2011) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harastoeti memaparkan, proses pengerjaan buku tersebut awalnya mengumpulkan ratusan bangunan cagar budaya yang kemudian disepakati dengan DPRD Bandung memilih 100 bangunan. Tentu saja bangunan tersebut yang sudah berusia 50 tahunan sesuai Perda No 19 tahun 2009 tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya.
"Awalnya ada 650 bangunan tua yang ada dalam daftar kami. Lalu diseleksi 200, dan akhirnya seleksi jadi 100. Ini tak bisa dikurangi lagi," ungkapnya.
100 bangunan yang ditampilkan lewat foto terkini serta berwarna itu sudah masuk kriteria cagar budaya. Harastoeti menjelaskan kriteria itu antara lain dilihat dari nilai sejarah, sosial budaya, dan arsitektur bangunan.
(bbn/ern)