Sengketa soal kepemilikan lahan Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Dago sudah mulai terjadi sejak awal 1980-an. Kedua kubu yaitu Yayasan Badan Perguruan Sekolah Menengah Kristen Jawa Barat dan Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK) saling mengklaim lahan tersebut.
Sebelum menjadi SMAK Dago, pada jaman Belanda tepatnya 1927 sekolah itu bernama Het Christelijk Lyceum (HCL). Konon mama Lyceum konon diambil dari nama sekolah yang didirikan Aristoteles di Athena tahun 335 SM.
Lalu pada Tahun 1958, terjadi nasionalisasi aset HCL yang kemudian dibagi ke beberapa sekolah yaitu SMAK Dago, SMAN 1, SMA Nasional, dan SMA Pembangunan. Saat nasionalisasi aset, SMAK Dago dikelola oleh Yayasan Badan Perguruan Sekolah Menengah Kristen Jawa Barat.
SMAK Dago atau Lyceum Dago mencapai puncak kejayaannya pada 1960-1970- an. Di mana Presiden ke 3 BJ Habibie merupakan lulusan SMAK Dago.
Lalu konflik internal mulai terjadi pada saat Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK), yang di dalamnya terdapat nama Anwar Suriadjaja dan Siti Hardiyanti Rukmana, mengklaim sebagai penerus HCL menggugat kepemilikan lahan. Lalu pada 1990-an muncul wacana akan dibangun sekolah terpadu oleh Anwar Suriadjaja dan mal serta hotel oleh Keluarga Cendana.
Kini kedua kubu saling mengklaim lahan yang letaknya sangat strategis tersebut. Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Jaya Subriyanto menegaskan sengketa ini dalam status quo.
(ern/ern)